Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pemasok alat berat memiliki prospek kinerja positif sepanjang 2022 didorong oleh permintaan yang terjaga akibat harga tinggi komoditas. Di sisi lain, permintaan batu bara diperkirakan meningkat akibat kebutuhan energi di Eropa.
Pengamat Pasar Modal sekaligus Direktur Avere Investama Teguh Hidayat memperkirakan harga komoditas primer seperti batu bara tetap stabil tinggi pada 2022. Kondisi ini akan mendorong peningkatan investasi di kalangan emiten pertambangan dan perkebunan, termasuk lewat pengadaan alat berat pendukung produksi.
“Ke depan prospeknya positif, terlebih emiten seperti PT United Tractors Tbk. dan PT Hexindo Adiperkasa Tbk. memasok produk-produk dengan pangsa pasar yang besar, yakni Komatsu dan Hitachi,” kata Teguh, Minggu (26/6/2022).
Meski demikian, dia mengatakan peningkatan kinerja di antara emiten alat berat tidak akan dirasakan secara instan. Bisnis pertambangan dan perkebunan biasanya hanya akan menambah kapasitas produksi dan menaikkan investasi alat berat ketika harga jual komoditas menjanjikan.
Artinya, satu-satunya tantangan bagi emiten alat berat adalah fluktuasi harga. “Produk alat berat ini sifatnya mendukung aktivitas pertambangan dan perkebunan, berarti kenaikan kinerjanya belakangan, setelah harga komoditas naik dan usaha batu bara atau kelapa sawit menaikkan produksi.”
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan volume kontrak pertambangan berpotensi meningkat seiring dengan booming komoditas yang berlanjut. Hal ini menjadi katalis positif bagi permintaan produk alat berat.
Baca Juga
“Cuaca yang kondusif juga mendukung kenaikan volume kontrak pertambangan batu bara,” katanya.
Nafan memberikan rekomendasi buy untuk saham UNTR dengan target harga Rp31.900 per saham. Pada perdagangan Jumat (24/6/2022), saham UNTR ditutup stagnan di level Rp29.275 dengan kapitalisasi pasar Rp109,20 triliun.
Sementara itu, saham-saham emiten alat berat lain seperti KOBX, HEXA, INTA, dan ABMM berstatus not rated.