Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Modal Lebih Tertekan Suku Bunga The Fed Dibanding Sentimen Reshuffle, Ini Alasannya

Dampak kenaikan suku bunga oleh The Fed sendiri lebih terasa di pasar obligasi yang kemudian akan membuat imbal hasil atau yield Surat Utang Negara (SUN) Indonesia semakin melemah. 
Dampak kenaikan suku bunga The Fed lebih besar dirasakan oleh pasar modal dibandingkan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Maju. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Dampak kenaikan suku bunga The Fed lebih besar dirasakan oleh pasar modal dibandingkan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Maju. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral Amerika Federal Reserve hari ini, Kamis (16/6/2022), resmi menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps). Adapun kenaikan tersebut dipercaya analis bisa menekan pasar modal di Indonesia. 

Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia Budi Frensidy mengungkapkan dampak kenaikan suku bunga The Fed lebih besar dirasakan oleh pasar modal dibandingkan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Maju. 

Dampak kenaikan suku bunga oleh The Fed sendiri menurutnya lebih terasa di pasar obligasi yang kemudian akan membuat imbal hasil atau yield Surat Utang Negara (SUN) Indonesia semakin melemah. 

“Dampak yang lebih besar adalah kenaikan bunga The Fed terutama di pasar obligasi yaitu kenaikan yield sehingga harga terkoreksi,” papar Budi kepada Bisnis, Kamis (16/6/2022). 

Sementara itu, terkait pergantian atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (15/6/2022), Budi mengatakan dampaknya terhadap pasar modal cenderung netral. 

Selanjutnya Budi mengatakan ke depan, sentimen yang akan mempengaruhi pasar modal baik itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun pasar obligasi adalah inflasi yang melesat di atas level wajar. 

Di mana tingginya inflasi tersebut menurut Budi dikarenakan oleh melejitnya harga komoditas terutama untuk sektor energi. 

Mengutip Bloomberg, Kamis (16/6/2022), kenaikan suku bunga sebesar 75 bps hari ini menjadi yang terbesar semenjak tahun 1994. Adapun kenaikan tersebut juga menjadi sinyal dari The Fed untuk lebih agresif agar bisa menahan inflasi di Amerika Serikat. 

Sementara itu, kenaikan suku bunga The Fed ini diperkirakan akan terus berlanjut di tahun ini. 

Selain menaikkan suku bunga, The Fed menyebutkan akan menyusutkan neraca besar-besaran. Dari semula US$47,5 miliar per bulan menjadi US$95 miliar pada bulan September 2022 mendatang.

Sebelumnya, Direktur Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus, menyampaikan selain reshuffle kabinet akan mempengaruhi pergerakan indeks, sentimen pasar juga akan didominasi oleh hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang menaikkan suku bunga. 

“Selain isu reshuffle kabinet, sentimen pasar akan didominasi oleh hasil FOMC meeting hari ini, di mana The Fed berpeluang untuk menaikan tingkat suku bunga 50-75 bps,” ungkap Daniel, Rabu (15/6/2022). 

Di sisi lain, reshuffle kabinet kemarin menurut Daniel akan berpengaruh terhadap pergerakan indeks, apalagi jika menyangkut kebijakan ekonomi. 

Dia menjelaskan, pasar akan merespons negatif atau positif berdasarkan kebijakan yang akan diambil oleh menteri tersebut dan juga rekam jejaknya. Bila diproyeksi meningkatkan pertumbuhan ekonomi, bisa jadi pasar akan merespons positif.

Adapun Presiden Jokowi, kemarin telah melantik dua menteri baru dan tiga wakil menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara Jakarta.

Menteri baru yang dilantik tersebut adalah Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. 

Kemudian untuk wakil menteri baru dilantik yaitu Wamen ATR/BPN Raja Juli Antoni, Wamen Ketenagakerjaan Afriansyah Noor, dan Wamen Dalam Negeri John Wempi Wetipo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper