Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Metaverse Bakal Terus Ngehits, tapi Banyak PR-nya di Indonesia

Adopsi kripto dan blockchain akan mempercepat pengembangan metaverse yang memiliki potensi besar di Indonesia.
JPMorgan tercatat menjadi bank besar pertama di dunia yang ekspansi ke dunia metaverse. /JP Morgan
JPMorgan tercatat menjadi bank besar pertama di dunia yang ekspansi ke dunia metaverse. /JP Morgan

Bisnis.com, JAKARTA – Teknologi metaverse berpotensi membuka pasar baru yang potensial di seluruh aspek, termasuk ekonomi. Meski demikian, pengembangan teknologi ini masih menghadapi sejumlah tantangan.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan, metaverse adalah sebuah keniscayaan. Menurutnya cepat atau lambat perkembangan metaverse akan masif seiring dengan adopsi aset kripto dan blockchain yang bisa menjadi bagian dunia virtual yang dibangun nantinya.

Ia menuturkan, adopsi kripto dan blockchain akan mempercepat pengembangan metaverse yang memiliki potensi besar di Indonesia.

“Bayangkan akan banyak inovasi yang muncul saat ini akan lari ke arah metaverse di masa depan. Apa yang kita rasakan di dunia nyata, semua akan bisa terjadi juga di metaverse," katanya dikutip dari keterangan resmi, Minggu (5/6/2022).

Lebih lanjut, Manda mengungkap metaverse dapat melahirkan inovasi yang membantu menciptakan pasar baru dari segala aspek, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi. Indonesia dapat beradaptasi dan menggali potensi metaverse dengan baik, jika infrastrukturnya didukung sudah optimal dan literasi masyarakat soal metaverse sudah inklusif.

Manda memaparkan, infrastruktur dan literasi masyarakat menjadi tantangan perkembangan metaverse ke depan. Metaverse akan optimal jika dapat dikombinasikan dengan adopsi kripto, blockchain, NFT hingga DeFi berjalan dengan baik.

“Misalnya, Web3 akan jadi bagian penting metaverse sebagai gambaran terbaru dari internet ciptakan ruang terdesentralisasi di mana pengguna memiliki lebih banyak otonomi, kontrol, dan peluang koneksi tanpa otoritas pusat," jelasnya.

Sementara itu, pekerjaan rumah lainnya yang harus diselesaikan adalah pengembang dalam teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Riset PwC mengungkap teknologi VR dan AR untuk metaverse meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) global US$1,4 triliun pada 2030.

Selain kontribusi ke PDB global, perangkat VR dan AR, serta menggaet konten kreator untuk membuat program di metaverse bisa memberikan dampak ke pekerjaan baru di masa depan. Pengembangan teknologi ini dinilai mampu mendorong terciptanya 23,3 juta pekerjaan baru pada 2030.

Riset dari The Analysis Group, metaverse pada 2031 akan memiliki kontribusi terhadap perekonomian global mencapai US$3,01 triliun. Kajian yang bertajuk The Potential Global Economic Impact of Metaverse ini menyebut angka itu setara dengan 2,8 persen dari pertumbuhan ekonomi dunia.

“Metaverse nantinya bukan hanya akan menjadi tren baru dalam dunia virtual untuk media sosial dan lainnya, tapi juga memunculkan solusi-solusi baru atas berbagai masalah yang dihadapi Indonesia saat ini,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper