Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten sektor telekomunikasi berencana membagikan dividen dalam jumlah besar dalam waktu dekat, seiring pertumbuhan kinerja pada tahun buku 2021. Sektor ini pun dinilai masih atraktif oleh analis.
PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk. (TLKM) misal. Dalam RUPST yang digelar Jumat (27/5/2022), para pemegang saham TLKM menyetujui pembagian dividen sebesar Rp14,86 triliun kepada pemegang sahamnya.
Menurut SVP Corporate Communication & Investor Relation TLKM Ahmad Reza, dividen tersebut setara dengan 60 persen dari laba bersih 2021 sebesar Rp24,76 triliun. Dengan hitung-hitungan tersebut, dana yang akan diterima pemegang saham mencapai Rp149,97 per saham.
Kucuran dividen juga datang dari PT XL Axiata Tbk. (EXCL) yang telah menyetujui pembagian dividen untuk pemegang saham sebesar Rp522 miliar untuk tahun buku 2021 dalam RUPST yang dilaksanakan pada April.
RUPST EXCL kembali menyetujui penggunaan 50 persen dari keuntungan setelah penyesuaian untuk dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham. Total dividen yang akan dibagikan adalah sebesar Rp552 miliar. EXCL tercatat memiliki kebijakan pembagian dividen yang telah disetujui dewan komisaris pada 28 Januari 2011. Dalam kebijakan tersebut, dividen tunai yang dibagikan adalah minimal sebesar 30 persen dari laba bersih yang dinormalisasi.
Emiten menara Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) juga menyampaikan akan membagikan dividen total Rp800 miliar dari laba bersih 2021. Dividen ini memiliki rasio pembayaran (payout ratio) sekitar 52 persen dari perolehan laba bersih tahun lalu. Nominal tersebut juga mencerminkan nilai Rp36 per saham, dan meningkat dibandingkan dengan dividen tahun lalu dengan total Rp692 miliar.
Baca Juga : Ditolak Sebagian Pemilik Saham Induk Usaha, XL (EXCL) Lanjut Akuisisi Link Net. Bagaimana Prospeknya? |
---|
Melihat kucuran dividen yang ditopang peningkatan laba bersih, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai prospek emiten sektor telekomunikasi makin positif ke depan, seiring dengan tren digitalisasi yang berlanjut.
“Apalagi jumlah pengguna internet makin meningkat yang menyebabkan kebutuhan data dan internet turut naik. Dari sisi supply diperkirakan bertambah, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya,” kata Nico, Minggu (29/5/2022).
Dia juga mencatat emiten telekomunikasi ramai melakukan aksi korporasi penggabungan usaha untuk memperkuat bisnisnya. Hal ini dinilainya tidak hanya akan mendorong kinerja emiten, tetapi juga mendukung prospek industri telekomunikasi.
“Namun tantangannya dari sisi kompetisi ada pada pelayanan dan inovasi serta sumber daya manusia. Sementara, untuk bisnis menara yang menjadi tantangan yaitu usia menara yang berpengaruh terhadap kapasitasnya untuk menampung perangkat baru seiring dengan pengguna internet yang makin meningkat,” lanjutnya.
Adapun saham-saham yang menjadi pilihan utama Nico mencakup TLKM, TBIG, dan EXCL. TLKM tercatat menganggarkan belanja modal sekitar Rp40 triliun tahun ini, dengan alokasi untuk untuk digital connectivity di Telkom maupun di Telkomsel. Sementara itu, TBIG akan menyiapkan capex hingga Rp3 triliun pada 2022 untuk pertumbuhan organik, kolokasi, dan serat optik.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca.