Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2022, Laba Timah (TINS) Meroket 5.713 Persen

Lonjakan harga timah membuat laba PT Timah (TINS) bertumbuh pesat menjadi Rp601 miliar.
Suasana fasilitas pengolahan timah milik PT Timah Tbk. (TINS) di Mentok, Bangka, Indonesia, Selasa (19/11/2013)./Bloomberg-Dimas Ardian
Suasana fasilitas pengolahan timah milik PT Timah Tbk. (TINS) di Mentok, Bangka, Indonesia, Selasa (19/11/2013)./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, jAKARTA – PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal I/2022. Laba perusahaan tercatat melesat lebih dari 5.000 persen.

Berdasarkan keterangan resmi perusahaan pada Rabu (18/5/2022), TINS berhasil membukukan laba sebesar Rp601 miliar atau naik 5.713 persen dibandingkan kuartal I/2021. Selain disebabkan oleh naiknya harga logam timah, hal ini juga dikarenakan efektifitas TINS dalam menekan biaya operasional.

Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp4.4 triliun atau naik 80 persen dibandingkan kuartal I/2021, dengan peningkatan kinerja laba operasi sebesar 575 persen menjadi Rp885 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp131 miliar.

Naiknya profitabilitas Timah terlihat pula dari naiknya EBITDA sebesar 213 persen menjadi Rp1,1 triliun dari sebelumnya Rp347 miliar.

Sementara itu dari sisi operasi, produksi bijih timah pada kuartal I/2022 tercatat sebesar 4.508 ton atau turun 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5.037 ton.

Dari jumlah tersebut 35 persen atau 1.583 ton berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 65 persen atau 2.925 ton berasal dari penambangan laut. Produksi logam timah turun sebesar 8 persen menjadi 4.820 ton dari periode kuartal I/2021 sebesar 5.220 ton.

Adapun penjualan logam timah tercatat sebesar 5.703 ton atau turun sebesar 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar 5.912 ton. Harga jual rerata logam timah pada kuartal I/2022 adalah sebesar US$43.946 per Mton atau naik signifikan 76 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$24.992 per Mton.

“Ke depan Timah terus berupaya untuk meningkatkan volume produksi, sehingga target produksi dapat tercapai sesuai RKAP. Produksi bijih timah berbiaya rendah dari penambangan offshore akan terus ditingkatkan agar profit margin yang optimal tetap dapat dipertahankan”, ujar Direktur Keuangan TINS, Krisna Sjarif dikutip dari keterangan resminya.

Posisi nilai aset Timah pada kuartal I/2022 adalah sebesar Rp14,4 triliun atau turun 2 persen dibandingkan akhir tahun 2021 sebesar Rp14,7 triliun. Posisi liabilitas sebesar Rp7,4 triliun atau turun 12 persen dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp8,4 triliun, sedangkan posisi ekuitas naik 11 persen menjadi Rp7 triliun dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp6,3 triliun.

Posisi cash flow operasi Timah naik 111 persen menjadi Rp2,1 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp0,9 triliun. Pinjaman bank dan utang obligasi pada kuartal I/2022 turun signifikan menjadi Rp3,7 triliun dari sebelumnya Rp5,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper