Bisnis.com, JAKARTA - Emiten baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) menyampaikan terus memperbaiki pabrik blast furnace milik perseroan yang sempat mangkrak pengerjaannya.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, saat ini proyek blast furnace milik perseroan telah ditawarkan kepada 10 calon partner strategis. Namun, dari 10 calon partner tersebut, hanya 5 calon investor yang menyatakan ketertarikannya.
"Sekarang kami sedang melakukan preliminary due diligence. Rencananya Mei ini ada MoU pada dua perusahaan, dan tiganya kurang lebih di Juli. MoU itu kita sepakat, masuk due diligence," ujar Silmy, dikutip Senin (16/5/2022).
Meski demikian, Silmy masih enggan menyebutkan nama 5 calon mitra strategis tersebut.
Dia melanjutkan, bentuk kerja sama dengan para mitra tersebut bisa berupa joint venture (JV), ataupun joint operation. Silmy melanjutkan, dirinya terbuka dengan skema kerja sama manapun.
Dia menjelaskan, sebelum dapat beroperasi, Basic Oxygen Furnace (BOF) harus dibangun dalam pabrik blast furnace milik perseroan.
Baca Juga
Sebagai informasi, pabrik blast furnace Krakatau Steel dibangun sejak 2012. Pabrik ini baru beroperasi pada 2019, tetapi aktivitasnya dihentikan karena dianggap tidak efisien, merugikan, dan dianggap memiliki dugaan korupsi.