Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab Saham GOTO dan BUKA Turun Melulu, Pagi Ini Anjlok 6 Persen

Saham GOTO dan BUKA kompak anjlok pada awal perdagangan hari ini seiring dengan prospek kenaikan suku bunga.
Warga menggunakan aplikasi Bukalapak di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga menggunakan aplikasi Bukalapak di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten startup teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) kembali menurun pagi ini, Jumat (13/5/2022) dan menjadi pemberat laju IHSG.

Hingga pukul 09.20 WIB, harga saham GOTO terjerembab 6,73 persen atau 14 poin ke harga 194, level terendahnya sepanjang masa. Volume perdagangan sahamnya mencapai 275,95 juta lembar dengan nilai Rp53,61 miliar. Saham GOTO menyentuh batas auto reject bawah (ARB)

Saham BUKA juga sempat turun 6 persen lebih. Namun, pada pukul 09.20 WIB, saham BUKA mulai bangkit dan mencatatkan koreksi 5,52 persen atau 16 poin menjadi Rp274. Volume perdagangannya mencapai 457,31 juta lembar saham dengan nilai Rp124,28 miliar.

Kedua emiten ini turut menggerus IHSG yang turun 0,58 persen atau 38,46 poin ke level 6.561. Selain GOTO dan BUKA, tercatat 222 saham lainnya melemah.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya menjelaskan data inflasi AS yang dirilis kemarin kembali membuat Bursa AS atau Wall Street tertekan. Inflasi AS pada April 2022 mencapai 8,3 persen year on year (yoy) melampaui ekspektasi pasar 8,1 persen.

Di sisi lain, inflasi inti yang meniadakan faktor makanan dan energi meningkat 0,6 persen month on month (mom) pada April 2022, naik dari 0,3 persen pada bulan sebelumnya.

"Data inflasi AS yang masih tinggi membuat ekspektasi Federal Reserve (The Fed) akan tetap agresif menaikkan suku bunga," ujarnya, Kamis (12/5/2022).

Menurutnya, dengan sentimen hawkish atau ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang tinggi, maka pasar saham AS bakal tertekan.

Setelah rilis data inflasi, Presiden Federal Reserve Cleveland Loretta Mester mengatakan dia melihat kasus untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada dua pertemuan Fed berikutnya, sementara membuka peluang untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin yang berpotensi lebih besar.

Selain itu, sambung Hariyanto, saham-saham teknologi global cenderung tertekan. Hal ini turut menekan saham teknologi berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia, seperti PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA).

Selama ada tren penaikkan suku bunga global, sambung Hariyanto, saham-saham teknologi di berbagai bursa dunia under pressure. Ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi sejumlah market negara lain.

"Jadi agak berhati-hati bermain saham teknologi saat ini."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper