Bisnis.com, JAKARTA — PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mencetak kenaikan total transaksi yang benar-benar terjadi atau total processing value (TPV) sebesar 44 persen sepanjang kuartal IV/2021 menjadi Rp34,7 triliun. TPV Bukalapak sepanjang 2021 juga naik 44 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp122,6 triliun.
Pertumbuhan TPV Bukalapak didukung oleh naiknya volume transaksi sebesar 26 persen YoY dan nilai rata-rata transaksi (average transaction value/ATV) sebesar 14 persen YoY.
Sebanyak 73 persen TPV Bukalapak berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.
BUKA melaporkan mitra perseroan merupakan penggerak utama pertumbuhan. TPV mitra pada kuartal IV/2021 dan sepanjang 2021 tercatat tumbuh masing-masing 90 persen menjadi Rp16,2 triliun dan 146 persen YoY menjadi Rp56,2 triliun.
Adapun kontribusi mitra terhadap TPV Bukalapak meningkat dari hanya 32 persen pada kuartal IV/2020 menjadi 47 persen pada kuartal IV/2021. Sementara itu, ATV mitra sepanjang 2021 tumbuh sebesar 43 persen dibandingkan dengan 2020.
“Hal ini didukung oleh berkembangnya variasi produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para Mitra. Pada akhir Desember 2021, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 11,8 juta, meningkat dari 6,9 juta pada akhir Desember 2020,” kata manajemen melalui keterangan resmi, Rabu (13/4/2022).
Baca Juga
Pendapatan Bukalapak sepanjang 2021 tercatat tumbuh 38 persen YoY menjadi Rp1,9 triliun. Dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020, pendapatan mitra Bukalapak pada 2021 tumbuh sebesar 311 persen menjadi Rp818 miliar.
Bukalapak tercatat menekan kerugian EBITDA. Kerugian EBITDA pada 2021 6 persen lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. Rasio kerugian EBITDA terhadap TPV turun menjadi 1,3 persen sepanjang 2021, dari 1,9 persen pada 2020.
Kerugian operasional Bukalapak juga ditekan menjadi Rp1,70 triliun pada 2021, dari Rp1,83 triliun pada 2020. Meski demikian, rugi bersih Bukalapak naik 24 persen YoY dari Rp1,34 triliun menjadi Rp1,67 triliun karena Perseroan mendapat kredit pajak sebesar Rp483 miliar pada 2020.
“Bukalapak juga memiliki permodalan yang kuat dengan posisi kas Perseroan sebesar Rp24,7 triliun pada akhir Desember 2021. Hal ini mengiringi peningkatan efisiensi yang dan pertumbuhan yang kuat,” tulis manajemen.