Bisnis.com, JAKARTA - Emiten bisnis rintisan yang baru saja melantai, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dinilai memiliki prospek kinerja yang baik sehingga mendapatkan rekomendasi beli dari sekuritas.
Indonesia Research Analyst Nomura Verdhana Ahmad Maghfur Usman mengungkapkan emiten berkode GOTO ini memiliki aset data yang komprehensif.
GOTO memiliki ekosistem digital yang lengkap dan koleksi database yang lengkap (terdiri atas layanan on-demand, e-commerce, dan fintech), dan memiliki catatan yang baik dalam eksekusi atau monetisasi bisnis seperti peluncuran layanan GoFood di Indonesia.
"GOTO juga memiliki loyalitas pelanggan yang kuat, sebagaimana terbukti dalam kinerja pertumbuhan pendapatan yang menarik pada 2020, saat menyaksikan penurunan yang signifikan selama pandemi," jelasnya dalam riset dikutip Rabu (13/4/2022).
Nomura lanjutnya, melihat ruang yang signifikan bagi GOTO tumbuh lebih jauh, mengingat Indonesia masih memiliki penetrasi pasar yang rendah, frekuensi penggunaan rendah, dan rata-rata belanja konsumen Indonesia yang rendah.
Riset ini berharap peningkatan daya beli Indonesia akan mempercepat pertumbuhan belanja online, dan GOTO menjadi salah satu dari sedikit perusahaan yang mendapat manfaat besar dari tren tersebut.
Baca Juga
"Kami memproyeksikan CAGR nilai transaksi bruto atau gross transaction value [GTV] yang kuat sebesar 35,3 persen selama 2022-2025 dibandingkan dengan industri yang tumbuh 22,3 persen berdasarkan perkiraan Redseer," terangnya.
Di sisi lain, GOTO perlu berinvestasi lebih jauh memperluas basis pasarnya, terutama memaksimalkan sinergi dari merger dengan Tokopedia pada Mei 2021 dan melanjutkan pemulihan mobilitaspasca pandemi di Indonesia.
Ahmad memproyeksikan GTV tahun penuh 2024 GOTO tumbuh sebesar 79 persen dari 2022, dengan kerugian EBITDA kemungkinan akan tetap di level 2022.
"Pertumbuhan pendapatan GOTO seharusnya melampaui pertumbuhan GTV secara bertahap, didukung oleh kemungkinan peningkatan tarif dan pengurangan insentif," katanya.
Nomura mengharapkan margin positif pada tahun penuh 2024, dipimpin oleh kemungkinan penurunan penjualan dan biaya pemasaran terhadap GTV.
Dengan skala ekonomi yang besar, GOTO dipercaya memiliki strategi monetisasi yang akan menghasilkan arus kas operasi yang kuat secara berkelanjutan.
Nomura mulai pemantauannya terhadap GOTO dengan menyematkan peringkat beli dan target price (TP) Rp416 yang menyiratkan kenaikan 23,1 persen dari harga IPO Rp338.
"Dalam pandangan kami, GOTO layak mendapatkan penilaian premium. TP berbasis SOTP kami sebesar Rp416 menyiratkan 11,9 kali 2023F P/S. Kami menghargai layanan on-demand GOTO di 9 kali dan e-commerce di 12 kali, keduanya setara dengan perusahaan teknologi India mengingat kondisi pasar mereka yang serupa," tuturnya.
Nomura menghargai layanan sesuai permintaan dengan harga lebih tinggi daripada rekan-rekan regional, karena pengemudi cenderung memilih GOTO untuk pendapatan per jamnya yang tinggi dan menyarankan potensi insentif pengemudi yang lebih rendah bagi GOTO.
Untuk e-commerce, Tokopedia dinilainya lebih tinggi dari pemain lokal, mengingat pangsa pasarnya yang besar. Bisnis fintech GOTO yang berkembang pesat (29 kali) adalah pendorong penilaian, mengingat besarnya potensi pasar atau peningkatan monetisasi.
Risiko kerugian datang dari persaingan yang semakin ketat dan penggalangan dana atau eksekusi bisnis yang lebih lemah dari perkiraan.
Pada Senin (11/2022) setelah listing perdana saham GOTO ditutup naik 13,02 persen menjadi Rp382. Namun, pada Selasa (12/4/2022), saham GOTO ditutup turun 3,1 persen menuju Rp370.
Terkini pada perdagangan Rabu (13/4/2022) pukul 09.44 WIB, saham GOTO turun 1,08 persen atau 4 poin menjadi Rp366. Nilai transaksinya mencapai Rp741,4 miliar dengan net buy investor asing Rp24,93 miliar.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.