Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Emiten Mulai Pulih di 2021, Akankah Dividen 2022 Bakal Lebih Banyak?

Seiring dengan pulihnya ekonomi dan dunia usaha, emiten-emiten di pasar modal diharapkan dapat memberikan dividen pada 2022 ini.
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis emiten-emiten di pasar modal perlahan mulai menunjukkan pemulihan selama 2021, tercermin dari laporan keuangan yang menunjukkan peningkatan kinerja setelah dihantam gelombang pandemi Covid-19.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, emiten-emiten di pasar modal yang telah mencatatkan penurunan kinerja selama dua tahun diharapkan dapat memberikan dividen pada 2022 ini.

"Dengan pemulihan ekonomi di 2021 itu menjadi bekal. Akan tetapi, harus diperhatikan, kira-kira perusahaan itu akan menggunakannya untuk laba ditahan atau dividen," ujar Nico dihubungi, Minggu (10/4/2022).

Dia melanjutkan, selama dua tahun mengalami penurunan kinerja, saat pemulihan ekonomi, kemungkinan beberapa emiten akan menggunakan dananya untuk melakukan ekspansi.

Namun, kata Nico, dengan tren laporan keuangan yang muncul, investor diperkirakan bisa mendapatkan dividen seperti sebelum pandemi.

"Kalau dibandingkan 2020 atau 2021, tentu harapannya lebih baik. Tapi, kami tidak bisa memastikan, apa yang ditanyakan ini tidak pasti, tergantung perusahaannya. Tapi, kalau bicara secara umum, pasti lebih baik," tuturnya.

Adapun Nico menyarankan agar investor juga melihat dividend yield yang akan diberikan emiten dan dividend payout ratio. Menurutnya, hal ini harus menjadi perhatian pelaku pasar.

"Kalau kita mencari dividen yang tinggi, harus dicari dividend yield-nya. biasanya dikatakan tinggi kalau lebih dari 5 persen, ini yang jadi perhatian pelaku pasar. Apalagi sekarang kita sudah punya indeks high dividend, ini menjadi perhatian khusus bahwa dividen high yield ini bisa menjadi acuan pelaku pasar dan investor," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper