Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) mencatat kinerja positif sepanjang 2021 dan mampu mencetak pertumbuhan laba hingga 55 persen dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, sampai dengan 31 Desember 2021, SMRA mencatatkan pendapatan bersih senilai Rp5,56 triliun, jumlah ini naik 9,5 persen dari pendapatan Rp5,02 triliun pada 2020.
Segmen pengembang properti menjadi kontributor utama dengan torehan Rp4,14 triliun, Jumlah itu naik dibandingkan posisi tahun lalu sebesar Rp3,66 triliun.
Adapun segmen properti investasi menyumbang sebesar Rp917,71 miliar. Penyumbang utama segmen ini adalah mall dan retail pihak ketiga yang mencapai Rp809 miliar. Terakhir segmen lain-lain memberikan pemasukan sebesar Rp502,07 miliar.
Perusahaan mencatat beban usaha juga mengalami kenaikan menjadi Rp2,97 triliun pada 2021 dari Rp2,73 triliun pada 2020. Namun, SMRA berhasil mencetak laba kotor senilai Rp2,59 triliun pada 2021, naik 11,5 persen dari tahun sebelumnya hanya senilai Rp2,29 triliun.
Adapun, laba SMRA sebelum pajak tercatat tumbuh ke Rp755,91 miliar pada 2021, tumbuh hinngga 41,8 persen daripada tahun sebelumnya sebanyak Rp439,76 miliar.
Baca Juga
Dari catatan kinerja tersebut 2021, ASRI juga berhasil mecetak laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas sebesar Rp549,69 miliar, melesat 55,26 persen dari tahun sebelumnya senila Rp245,90 miliar.
Sementara itu, total aset perusahaan saat ini juga meningkat dari Rp24,92 triliun pada 2020 menjadi Rp26,04 triliun pada 2021. Total liabilitas sementara turun ke Rp14,81 triliun pada 2021, dari tahun sebelumnya Rp15,83 triliun.
Pada Rabu (6/4/2022), harga saham SMRA tercatat masih bergerak turun 30 poin atau 3,97 persen ke posisi 725. Dalam 2022 berjalan, emiten dengan kapitalisasi pasar Rp11,97 triliun itu harga sahamnya turun 13,17 persen. Sementara itu, dalam setahun harga sahamnya juga melemah 26,83 persen.