Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Surat Utang Negara (SUN) Dibayangi Kenaikan Suku Bunga Kuartal II 2022

Kondisi pasar Surat Utang Negara (SUN) Indonesia diprediksi belum akan berubah signifikan pada kuartal II/2022.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi pasar Surat Utang Negara (SUN) Indonesia diprediksi belum akan berubah signifikan pada kuartal II/2022.

Sentimen makro ekonomi domestik dan potensi kenaikan suku bunga global akan menjadi sentimen utama yang mempengaruhi pasar obligasi Indonesia.

Chief Investment Officer Star AM Susanto Chandra mengatakan, kondisi pasar SUN Indonesia sepanjang kuartal I/2022 cenderung melemah. Hal tersebut terlihat dari peningkatan imbal hasil (yield) yang terjadi sepanjang Januari – Maret 2022.

Berdasarkan data dari World Government Bonds, tingkat imbal hasil SUN Indonesia seri acuan 10 tahun cenderung melemah sepanjang periode Januari hingga akhir Maret 2022. Tingkat yield SUN terendah pada periode tersebut terjadi pada 3 Januari lalu di kisaran 6,37 persen.

Selanjutnya, imbal hasil SUN Indonesia bergerak pada kisaran 6,5 persen – 6,8 persen pada Februari – Maret. Yield SUN Indonesia sempat mencapai posisi tertingginya pada tahun ini di 6,89 persen pada 8 Maret 2022.

“Pelemahan yield SUN Indonesia mengikuti peningkatan imbal hasil obligasi AS sehubungan dengan ekspektasi peningkatan suku bunga The Fed dan ekspektasi peningkatan laju inflasi,” jelasnya saat dihubungi, Kamis (24/3/2022).

Perkembangan pasar obligasi Indonesia pada kuartal II/2022 salah satunya akan dipengaruhi oleh faktor makro ekonomi di indonesia. Ia mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia yang kondusif akan berdampak positif terhadap pergerakan imbal hasil (yield) SUN.

Selain itu, laju inflasi serta tingkat suku bunga di negara lain, terutama AS, juga menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi pasar obligasi di kuartal II/2022.

Susanto melanjutkan, kondisi tersebut juga akan berdampak terhadap permintaan imbal hasil di. Pasar. Apabila laju inflasi di indonesia lebih tinggi dari perkiraan, maka pasar kemungkinan besar akan meminta yield yang lebih tinggi

“Peningkatan suku bunga di negara-negara lain yang lebih cepat dari ekspektasi juga akan memicu pasar meminta imbal hasil lebih besar mengingat risiko yang juga ikut meningkat,” jelasnya.

Ia menuturkan, pada kuartal II/2022 mendatang, kondisi pasar SUN Indonesia belum akan berubah signifikan dibandingkan dengan kuartal I/2022. SUN dengan tenor pendek masih akan menjadi pilihan para investor mengingat potensi kenaikan suku bunga di berbagai negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper