Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sesi I Merah Tinggalkan Level 7.000, Saham AirAsia (CMPP) Terbang

Di tengah pelemahan IHSG sesi I, saham PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) mampu melonjak 17,69 persen ke level Rp865.
Armada AirAsia parkir di Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA 2) di Sepang, Malaysia, Senin (24/8/2020)./Bloomberg-Samsul Said
Armada AirAsia parkir di Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA 2) di Sepang, Malaysia, Senin (24/8/2020)./Bloomberg-Samsul Said

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Rabu (23/3/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB IHSG parkir pada posisi 6.988,51 atau turun 0,18 persen .IHSG sempat mencatatkan posisi tertinggi pada level 7.022,04.

Tercatat, 245 saham menguat, 224 saham melemah dan 201 saham bergerak stagnan. Investor asing mencatatkan aksi net foreign buy Rp214,39 miliar di seluruh pasar.

Investor asing tercatat membeli saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp98,2 miliar, atau yang terbanyak sejauh ini. Menyusul dibelakangnya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) senilai Rp82,8 miliar dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sebesar Rp45,7 miliar.

Di tengah pelemahan IHSG, saham PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) mampu melonjak 17,69 persen ke level Rp865. Hal ini menyusul langkah Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mencabut saham CMPP dari efek pemantauan khusus dengan kode 10. Pencabutan dari efek pemantauan khusus efektif mulai Rabu (23/3/2022).

Dengan pencabuan tersebut, batas auto reject atas (ARB) saham perseroan akan dikembalikan ke posisi semula berkisar 25 persen. Sedangkan saat efek pemantauan khusus, ARB hanya diberikan maksimal 10 persen. 

Sebelumnya, Analis Teknikal NH Korindo Sekuritas Indonesia Dimas Pratama mengungkapkan bursa saham Wall Street ditutup menguat, merespon positif upaya the Fed untuk mengendalikan inflasi.

Indeks Dow Jones naik 0,74 persen, dengan S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 1,13 persen dan 1,95 persen.

The Fed berpendapat inflasi Amerika Serikat terlalu tinggi, dan bank sentral ini berpeluang menaikkan Fed Fund Rate (FFR) lebih dari 25 bps per kenaikan.

"Pelaku pasar memproyeksikan kenaikan FFR sebesar 50 bps dalam waktu dekat, pasca pekan lalu naik 25 bps ke level 0,25 persen hingga 0,50 persen," terangnya dalam riset, Rabu (23/3/2022)

Dia memprediksi hari ini IHSG cenderung bergerak upward dengan rentang masih dalam kisaran 6.900-7.100. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper