Bisnis.com, JAKARTA – Arif P. Rachmat, CEO PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) kini resmi menduduki kursi komisaris PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA). Menggantikan sang ayahanda Theodore Permadi Rachmat atau Oei Giok Eng, Arif P. Rachmat menuai sederet prestasi membanggakan dalam kiprahnya memajukan perusahaan.
Mengenyam pendidikan di bidang Operation Research and Industrial Engineering Cornell University Amerika Serikat, generasi kedua bisnis Grup Triputra itu menganggap pekerjaan sebagai bagian dari misi hidup.
”Begitu kita temukan misi hidup yang benar-benar sesuai dengan hati nurani kita, yang namanya kerja sudah tidak berasa kerja lagi,” ujar Arif P. Rachmat kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Selama mengelola bisnis sawit TAPG, Arif P. Rachmat telah mengembangkan lebih dari 20 ribu hektare kebun plasma dan mempekerjakan lebih dari 10 ribu kepala keluarga di sekitar area perkebunan. TAPG memberi dukungan dan pembinaan kepada petani plasma untuk menjaga produktivitas perkebunan sawitnya.
Dalam membangun bisnis, Arif P. Rachmat menggunakan filosofi seperti menerbangkan layangan. Hendaknya menerbangkan layangan di tempat yang arah anginnya kencang.
Analogi tersebut menjadi motivasinya untuk terjun ke industri sawit. Pasalnya, Indonesia dinilai kuat di bidang perkebunan sawit.
Baca Juga
Selain itu, sawit juga berperan besar memajukan sektor perekonomian. Terlebih, bisnis ini terkait erat dengan masyarakat. Sawit memiliki aspek-aspek yang kuat, seperti ketahanan pangan energi, aspek tenaga kerja, hingga mengurangi kemiskinan.
Di TAPG, Arif P. Rachmat menginisiasi program desa bebas api. Perusahaan bekerja sama dengan masyarakat untuk menjaga wilayahnya dari kebakaran, dengan menekan titik api. Program ini disambut baik oleh bupati Jambi dan warga sekitar.
TAPG juga telah menerapkan pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), pada 2012 perusahaan telah menerapkan nilai-nilai high conservation value (HCV).
Lebih lanjut, TAPG pun telah menjalin kerja sama dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOS Foundation) di Kalimantan Timur sejak 2008 dalam program restorasi habitat orangutan. Mengingat perkebunan kelapa sawit berpotensi menyusutkan populasi orangutan.
Co-Founder dan Executive Chairman Endeavor Indonesia ini juga aktif dalam kegiatan mentoring kewirausahaan. Melalui Endeavor, Arif P. Rachmat bersama rekan sejawatnya telah mendampingi 59 orang dari 45 startup yang sebagian di antaranya berkembang menjadi unicorn, salah satunya PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA).
Tidak hanya memiliki passion di dunia bisnis dan mentoring, Arif P. Rachmat juga mengikuti jejak ayahnya TP Rachmat di dunia filantropi. Tahun 2017, lelaki kelahiran 1 Juli 1975 ini sempat menghadiri 2nd World Philanthropy Forum di Beijng.
TP Rachmat atau yang akrab disapa dengan nama Teddy Rachmat ini masuk dalam daftar “Heroes Of Philantrophy: Catalysts For Change” tahun 2019. Ia menempati posisi nomor 2 dari 30 orang Asia paling dermawan.
Sebelumnya, TP Rachmat diketahui telah menyumbangkan dana Rp70 miliar untuk yayasan A&A Rachmat Compassionate Service Foundation yang didirikannya. Yayasan tersebut bergerak di bidang kegiatan sosial seputar pendidikan dan kesehatan, seperti memberikan beasiswa dan operasi katarak gratis untuk masyarakat prasejahtera.