Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kebun sawit, PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) membukukan penjualan naik 6,7 persen menjadi Rp7,1 triliun sepanjang 2021 dari 2020 sebesar Rp6,65 triliun. Laba perusahaan pun turut terkerek.
Perseroan membukukan laba tahun 2021 sebesar Rp740 miliar, melonjak 55 persen dibandingkan 2020, yang terutama didorong oleh peningkatan kinerja yang signifikan dalam segmen usaha produk kayu dan naiknya harga jual CPO meskipun volume penjualan CPO Perseroan turun 15 persen.
Direktur Utama Dharma Satya Nusantara Andrianto Oetomo mengungkapkan segmen produk kayu menunjukkan kinerja yang cukup mengesankan sepanjang 2021 dengan nilai penjualan naik 34 persen menjadi Rp1,3 triliun.
Dia menerangkan peningkatan volume penjualan maupun harga jual rata-rata produk kayu terutama didorong oleh pulihnya permintaan dari pasar Jepang, Amerika Serikat, dan Kanada.
“Kinerja segmen produk kayu yang membaik ini menyebabkan kontribusi pendapatan produk kayu naik menjadi 19 persen dari total pendapatan pada 2021 dibandingkan dengan 15 persen pada 2020 sehingga ikut mendorong lonjakan laba sebelum pajak dari segmen produk kayu sebesar 2.659 persen dari Rp4,6 miliar pada 2020 menjadi Rp126,9 miliar pada 2021,” katanya, dikutip Senin (23/2/2022).
Sepanjang 2021, segmen produk kayu DSNG terus menunjukkan kinerja yang positif, baik volume penjualan maupun harga jual rata-rata.
Baca Juga
Volume penjualan panel melonjak 27 persen menjadi 109 ribu m3 seiring dengan meningkatnya permintaan dari Jepang, dengan kenaikan harga jual sebesar 5 persen.
Lebih lanjut, pulihnya pasar Amerika Serikat dan Kanada ikut mendorong peningkatan volume penjualan engineered flooring sebesar 15 persen menjadi 1.137 ribu m2, dengan harga jual yang lebih tinggi sekitar 7 persen.
Sementara itu, segmen usaha kelapa sawit memberikan kontribusi pendapatan pada tahun 2021 sebesar Rp5,8 triliun, naik 2 persen dibandingkan tahun lalu.
Peningkatan pendapatan segmen ini lebih kecil dibandingkan kenaikan harga jual rata-rata sebesar 13 persen menjadi Rp 9,2 juta per ton karena tergerus oleh penurunan volume penjualan CPO sebesar 15 persen menjadi 545.000 ton.
Sepanjang 2021, perseroan mencatat total produksi TBS sebanyak 1.9 juta ton, turun 4,7 persen dibandingkan produksi tahun sebelumnya, mengindikasikan dampak lanjutan El Nino tahun 2019 masih dirasakan oleh perkebunan milik Perseroan yang berada di Kalimantan.