Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) melesu meskipun melaporkan lonjakan laba pada 2021.
Pada perdagangan Senin (21/2/2022) akhir sesi I, saham EXCL terkoreksi 0,68 persen atau 20 poin menjadi Rp2.930. Saham EXCL bergerak di rentang Rp2.910-Rp2.980 pagi ini.
Kapitalisasi pasar EXCL mencapai Rp31,42 triliun dengan valuasi PER 24,4 kali. Saham EXCL turun 7,57 persen sepanjang 2022.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang terbit Senin (21/2/2022), XL Axiata membukukan pendapatan senilai Rp26,75 triliun pada 2021. Pendapatan ini naik tipis 2,86 persen dari Rp26 triliun pada 2020.
Pendapatan perseroan tercatat ditopang oleh pendapatan data yang mencapai Rp22,69 triliun pada 2021, naik 6,11 persen dari Rp21,38 triliun secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Pendapatan non-data perseroan yang didapatkan dari percakapan, SMS, layanan nilai tambah, dan pendapatan abonemen, turun pada 2021. Pendapatan non-data EXCL turun 25,26 persen dari Rp2,82 triliun pada 2020, menjadi Rp2,11 triliun pada 2021.
Baca Juga
Sementara itu, pendapatan lainnya ditopang oleh jasa telekomunikasi lainnya senilai Rp1,07 triliun, jasa interkoneksi sebesar Rp621,6 miliar, sirkit langganan Rp212,9 miliar, dan sewa menara Rp45,9 miliar.
Sepanjang 2021, perseroan juga dapat mengurangi beban sebesar 2,62 persen menjadi Rp22,76 triliun, dari Rp23,3 triliun secara tahunan.
Dengan demikian, meskipun pendapatan perseroan naik tipis, laba bruto EXCL naik 51,56 persen menjadi Rp3,98 triliun, dari Rp2,63 triliun yoy.
Laba tahun berjalan perseroan juga tercatat melonjak 246,9 persen menjadi Rp1,28 triliun, dari Rp371 miliar secara tahunan.
Jumlah aset perseroan di akhir 2021 juga tercatat meningkat 7,39 persen menjadi Rp72,75 triliun, dari Rp67,74 triliun dibandingkan akhir 2020.
Kemudian, jumlah liabilitas jangka pendek perseroan tercatat naik sebesar Rp20,95 triliun, dari Rp18,85 triliun akhir 2020. Sementara itu, liabilitas jangka panjang perseroan juga naik menjadi Rp31,7 triliun, dari Rp29,75 triliun.
Adapun total ekuitas perseroan pada akhir Desember 2021 naik menjadi Rp20 triliun, dari Rp19,13 triliun di akhir Desember 2020.