Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melemah pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, tergelincir dari level tertinggi tiga bulan karena ketegangan geopolitik sedikit mereda.
Mengutip Antara, sejumlah tentara Rusia di dekat Ukraina kembali ke pangkalan mereka sehingga mengurangi permintaan terhadap aset-aset safe-haven seperti emas.
Harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange jatuh US$13,2 atau 0,71 persen menjadi ditutup pada US$1.856,20 per ounce.
Penurunan harga emas menghentikan kenaikannya untuk sesi ketujuh berturut-turut ketika kekhawatiran seputar konflik Rusia-Ukraina mengangkat daya tarik emas.
Ketegangan geopolitik sedikit mereda karena Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa sejumlah tentara Rusia akan mundur dari perbatasan Ukraina dan kembali ke pangkalan mereka, menekan permintaan safe-haven untuk emas. Sebagian besar kenaikan harga emas baru-baru ini disebabkan oleh perselisihan geopolitik di sekitar Ukraina.
"Sebagai akibat dari penurunan ringan dalam situasi Rusia-Ukraina, kami telah melihat sedikit kemunduran dalam produk-produk safe-haven seperti emas," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures. Saham dan aset berisiko lainnya membuat pemulihan moderat, menghentikan aksi jual pasar selama beberapa hari, tambahnya.
Baca Juga
“Optimisme bahwa Rusia dapat menarik kembali beberapa pasukan adalah domino utama yang mengirim emas lebih rendah,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA.
"Emas sudah matang untuk beberapa aksi ambil untung tetapi pergerakan berkelanjutan yang lebih rendah mungkin tidak terjadi karena Wall Street sebagian besar tetap yakin bahwa Fed tidak akan memperketat kebijakan tahun ini."
Sementara itu, data menunjukkan harga produsen AS meningkat lebih besar dari yang diperkirakan pada Januari. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (15/2/2022) bahwa indeks harga produsen AS melonjak 1,0 persen pada Januari, lebih dari 0,5 persen lebih tinggi dari ekspektasi pasar dan kenaikan terbesar dalam setahun.
Data inflasi yang lebih panas dari perkiraan telah membebani pasar emas, karena dapat menyebabkan Federal Reserve lebih hawkish, kata Meger.
Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko geopolitik, kenaikan suku bunga akan meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Emas menemukan sedikit dukungan karena Fed New York melaporkan pada Selasa (15/2/2022) bahwa indeks kondisi bisnis Empire State beringsut lebih tinggi ke 3,1 pada Februari, setelah mengejutkan di angka negatif 0,7 pada Januari, lebih rendah dari ekspektasi ekonom dari level 10.
Investor sekarang menunggu risalah dari pertemuan kebijakan Januari Fed pada Rabu waktu setempat. Dana Fed berjangka memperkirakan kenaikan suku bunga 50 basis poin dalam pertemuan kebijakan bank sentral pada Maret.
"Yang pasti, emas sedang breakout, bukan fake-out," kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknis di skcharting.com.