Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Safe Haven Tersulut Tensi Ukraina-Rusia, Emas Sentuh Level Tertinggi Sejak Juni 2021

Harga emas berjangka untuk kontrak April 2022 di Comex terpantau menguat 0,02 persen atau 0,3 poin ke level US$1.869,7 per troy ounce.
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menyentuh level tertingginya sejak Juni 2021 di tengah ketegangan geopolitik di Ukraina yang membuat investor memburu aset safe haven.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka untuk kontrak April 2022 di Comex terpantau menguat 0,02 persen atau 0,3 poin ke level US$1.869,7 per troy ounce.

Sementara itu, harga emas di pasar spot sempat naik 0,5 persen ke US$1,879,55 per ounce, level intraday tertinggi sejak 11 Juni.

Daya tarik emas sebagai alat lindung nilai dari inflasi telah membuat harganya bertahan, meskipun ada upaya diplomatik yang dilakukan untuk meredakan situasi di Ukraina.

Tim analis Goldman Sachs Group Inc yang dipimpin oleh Jeffrey Currie mengatakan bahwa emas dan minyak memberikan lindung nilai terbersih untuk risiko geopolitik.

Presiden Vladimir Putin membalas peringatan AS yang mengatakan Rusia dapat menyerang Ukraina dalam beberapa hari mendatang dengan mengadakan pertemuan di televisi dengan menteri luar negeri dan pertahanannya.

Dalam pertemuan tersebut, Putin menekankan akan fokus terhadap penurunan eskalasi ketegangan dan upaya lanjutan untuk menemukan resolusi diplomatik. Moskow telah berulang kali membantah rencananya untuk menyerang.

Potensi tekanan terhadap harga emas batangan ada pada ekspektasi pengetatan yang lebih agresif oleh Federal Reserve. Presiden Fed Bank of St. Louis James Bullard mengatakan bank sentral AS perlu melanjutkan rencananya untuk menaikkan suku bunga guna memerangi tekanan inflasi.

Dalam wawancara dengan CNBC, Bullard mengulangi pandangannya bahwa bank sentral harus menaikkan suku bunga sebesar 100 basis poin pada 1 Juli. Namun, Presiden Fed Bank of Kansas City Esther George mengatakan bank harus mengambil pendekatan sistematis agar tetap berhati-hati dalam mengambil kebijakan.

“Emas mulai mengumpulkan minat yang kuat karena meningkatnya kebutuhan untuk perlindungan terhadap kesalahan kebijakan Fed, risiko geopolitik, dan kekhawatiran pertumbuhan,” kata analis pasar senior Oanda Corp Edward Moya, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (15/2/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper