Bisnis.com, JAKARTA - Emiten maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) kini hanya mengoperasikan 37 unit-38 unit pesawat per hari. Hal itu dilakukan seiring dengan perbaikan beberapa pesawat dan adanya pesawat yang tak boleh terbang karena sudah lama tidak membayar biaya sewa.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan jumlah pesawat yang beroperasi saat ini menurun seiring dengan beberapa pesawat yang mengalami perbaikan dan beberapa lessor yang meminta tidak menerbangkan pesawatnya karena sudah cukup lama tidak dibayar biaya sewa pesawat.
"Kami cukup berterima kasih kepada mereka yang mengizinkan kami menerbangkan pesawatnya. Beberapa waktu terakhir, jadwal penerbangan Garuda terbatas sering penuh, upaya kami sangat positif isunya tinggal cari jadwal tepat dan tambah frekuensi. Ini fundamental destinasi penerbangan dan frekuensi," urainya, Rabu (9/2/2022).
Lebih lanjut, Irfan merinci total jumlah pesawat yang aktif per hari berada di kisaran 37 unit-38 unit pesawat, walaupun sesekali bisa menerbangkan 40 unit pesawat. Jumlah tersebut untuk menangani penerbangan reguler, kargo, dan charter.
Dia juga menyebut rute-rute populer domestik yang selalu penuh yakni Jakarta-Bali, sedangkan rute internasional yang masih beroperasi terutama mengangkut kargo ke Belanda, Australia, Jepang, Hong Kong dan beberapa negara Asean.
"Kami optimistis perkembangan kargo, produsen, dan pemda, dari sisi ekspor juga. Rencana pemerintah secara perlahan membuka perbatasan untuk bisa wisatawan asing masuk, perkembangan ini kami optimistis, walaupun tak bisa menafikan situasi omicron saat ini," katanya.
Baca Juga
Selain itu, rute menuju Lombok juga disebutnya menarik seiring dengan bakal dilaksanakannya MotoGP di Mandalika. Garuda Indonesia pun bakal meningkatkan frekuensi rute Jakarta-Lombok dan Surabaya-Lombok guna memenuhi permintaan menjelang balapan MotoGP pada 20 Maret 2022 mendatang.
"Kami juga sedang riset peningkatan rute Jakarta-Pontianak, mungkin karena tahun baru China, secara umum peningkatan cukup baik," urainya.
GIAA juga tengah mengevaluasi ulang rute menuju Labuan Bajo yang masih kurang peminat. Perseroan bakal memperkuat pemasaran karena harapannya Labuan Bajo dapat menjadi Bali kedua.