Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham Mirae Asset untuk Februari 2022, ARNA, SMDR, hingga MEDC

Mirae Asset Sekuritas menambahkan perusahaan keramik ARNA, perusahaan pelayaran SMDR, dan perusahaan minyak MEDC ke pilihan utama saham pilihannya.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki Februari 2022, Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengungkapkan lonjakan Covid-19 berpotensi menimbulkan kekhawatiran di pasar. Namun, para investor dapat tetap tenang dan berinvestasi.

Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan lonjakan kasus Covid-19 yang akan datang mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan.

Indonesia kini berada pada tahap awal gelombang ketiga dengan kasus baru. Kementerian Kesehatan RI memperkirakan puncaknya bisa terjadi sekitar Februari-Maret 2022.

"Kami memperkirakan kinerja IHSG cenderung tidak mengalami kemunduran besar karena meningkatnya Omicron," urainya dalam riset, dikutip Selasa (8/2/2022).

Lebih lanjut, saham-saham perbankan dipastikan mendapatkan sentimen positif, seiring pendapatan bank kuartal IV/2021 yang kuat dan prospek 2022 yang membaik.

Semua 4 bank besar menghasilkan pendapatan kuartal IV/2021 yang kuat dengan tiga di antaranya, yaitu BBRI, BMRI, dan BBNI membukukan di atas ekspektasi konsensus.

"Semua 4 bank besar diperkirakan akan membukukan pendapatan tahun penuh 2022 yang lebih tinggi didukung oleh pemulihan pertumbuhan pinjaman di 2022," ungkapnya.

Di sisi lain, Februari menjadi awal dari siklus pengetatan Fed. Selama siklus pengetatan Fed historis, indeks ekuitas AS S&P 500 menurun usai kenaikan FFR pertama dan membutuhkan waktu sekitar 60–70 hari perdagangan untuk pulih ke tingkat indeks ekuitas sebelum kenaikan FFR pertama.

Sementara itu, IHSG relatif tidak terpengaruh oleh kenaikan suku bunga Fed dan ekuitas AS yang bearish selama siklus tersebut.

"Kami berharap pergerakan IHSG tidak terpengaruh negatif oleh siklus pengetatan Fed mendatang," katanya.

Selain itu, Mirae lanjutnya mengharapkan suku bunga acuan Bank Indonesia meningkat pada Semester II/2022. Sedangkan, sektor keuangan harus mengunggulinya.

Selama kebijakan kenaikan suku bunga, sektor keuangan cenderung menunjukkan kinerja yang lebih baik seperti pada siklus 2018 karena Net Interest Margin (NIM) perbankan meningkat di tengah kenaikan suku bunga acuan.

Mirae lanjutnya, menambahkan perusahaan keramik ARNA, perusahaan pelayaran SMDR, dan perusahaan MEDC ke pilihan utama atau top pick-nya.

"Pilihan utama kami condong ke arah bank, pertambangan batu bara, ubin keramik, pengiriman, dan jalur pembuatan minyak untuk BBNI, BBRI, BMRI, BTPS, ITMG, ARNA, SMDR, dan MEDC," urainya.

Per 4 Februari 2022, pilihan teratas Mirae dengan bobot yang sama menghasilkan akumulasi pengembalian sebesar 44,0 persen dibandingkan dengan akumulasi pengembalian IHSG sebesar 5,3 persen sejak dimulainya laporan pilihan teratas bulanan pada Agustus 2019. Oleh karena itu, pilihan utama Mirae mengungguli IHSG sebesar 38,7 persen.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper