Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IDXBasic Jatuh, Saham Logam INCO, ANTM, TINS Masih Menarik

Sejumlah saham pertambangan logam dianggap menarik di antara saham IDXBasic lainnya.
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks IDXBASIC masih terjerembab pada perdagangan awal tahun 2022. Kendati demikian, sejumlah sentimen diperkirakan bakal berdampak positif bagi kinerja para konstituennya dan berimbas pada kinerja indeks yang memantul.

Pada penutupan perdagangan Senin (24/1/2022), indeks IDXBASIC mengalami penurunan 0,92 persen atau 11,09 poin ke level 1.191,77. Adapun, secara tahun berjalan, indeks mengalami penurunan 42,61 poin atau turun 3,45 persen.

Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menilai tentunya pergerakan IDX BASIC ditentukan oleh saham-saham yang menghuni indeks tersebut. Meski secara nilai indeks mengalami pelemahan, bukan berarti tidak ada saham-saham yang masih membukukan kenaikan.

"Kebanyakan yang masih membukukan kenaikan ialah saham-saham di second liner. Ke depannya, saham-saham ini masih memiliki prospek kinerja yang baik tergantung dari industrinya," jelasnya kepada Bisnis, Senin (24/1/2022).

Dia mencontohkan ketika pertambangan sedang mengalami kenaikan karena kenaikan permintaan akan barang-barang tambang, maka saham-saham tambang di indeks ini dapat menjadi pilihan antara lain INCO, ANTM, BRMS, MDKA, atau TINS.

Selain itu, ketika permintaan akan manufaktur meningkat, salah satu konstituen yakni ISSP bisa menjadi pilihan.

"Dengan berbagai sentimen saat ini, ketika indeksnya turun, beberapa konstituennya masih menarik diperhatikan bergantung dari sentimen ke depannya," paparnya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper