Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Diperkirakan Kembali ke Level Rp14.200 Pekan Depan, Simak Analisisnya

Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif pada Senin depan. Meski demikian, rupiah masih berpeluang ditutup di zona hijau.
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah diprediksi mampu menguat pada perdagangan pekan depan, Senin (17/1/2022).

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif pada Senin depan. Meski demikian, rupiah masih berpeluang ditutup di zona hijau.

Rupiah masih dapat menguat di rentang Rp14.270 - Rp14.330 per dolar AS,” katanya dikutip dari riset, Sabtu (15/1/2022).

Adapun, berdasarkan data Bloomberg, pada Jumat (14/1/2022) kemarin rupiah melemah tipis 1,5 poin atau 0,01 persen ke Rp14.296 setelah sempat menyentuh Rp14.309 pada awal perdagangan. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau juga melemah 0,09 persen ke 94,7.

Ibrahim menyebutkan dolar AS saat ini menuju penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari satu tahun pada Jumat karena investor memangkas posisi beli dan menganggap untuk saat beberapa kenaikan suku bunga AS tahun ini akan sepenuhnya diperhitungkan.

Lael Brainard pada Kamis menjadi pejabat The Fed terbaru, yang memberi sinyal bahwa The Fed bersiap-siap untuk mulai menaikkan suku bunga pada Maret 2022 pada sidang Komite Perbankan Senat AS untuk nominasi wakil ketuanya.

Dari sisi internal, Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) oleh Bank Indonesia (BI) memperkirakan kegiatan usaha akan meningkat pada kuartal I/2022, yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 9,39 persen, meningkat dari 7,1 persen dari kuartal sebelumnya.

Peningkatan tersebut bersumber dari beberapa sektor utama yang mencatat kinerja positif, terutama sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Hal tersebut sejalan dengan periode panen raya tanaman bahan makanan, serta sektor industri pengolahan seiring dengan perkiraan meningkatnya permintaan.

Sementara itu SKDU mengindikasikan kegiatan dunia usaha pada kuartal IV/2021 tumbuh positif, hal ini tercermin dari nilai SBT sebesar 7,1 persen, sedikit lebih rendah dari SBT sebesar 7,58 persen pada kuartal III/2021, namun meningkat dibandingkan dengan SBT sebesar minus 3,9 persen pada periode yang sama 2020.

Selain itu, peningkatan kinerja usaha terindikasi pada sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran dan pengangkutan, serta komunikasi, yang didorong oleh meningkatnya permintaan seiring pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di berbagai daerah, serta perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur akhir tahun.

Sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai kuartal IV/2021 tercatat sebesar 72,6 persen, sedikit lebih rendah dari 73,3 persen pada kuartal sebelumnya, namun lebih tinggi dibandingkan dengan 71,96 persen pada kuartal IV/2020.

Penggunaan tenaga kerja juga diindikasikan membaik meski masih dalam fase kontraksi. Sementara itu kondisi keuangan dunia usaha terindikasi membaik dibandingkan dengan kondisi pada periode sebelumnya, baik dari aspek likuiditas maupun rentabilitas, didukung oleh akses pembiayaan yang lebih mudah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper