Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pahala Mansury : Pertamina Hulu Energi Mau IPO

Kementerian BUMN berencana membawa PT Pertamina Hulu Energi (PHE) IPO di Bursa Efek Indonesia.
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR)  mengecek pompa angguk atau pumping unit di Central Gathering Station (CGS) 10 Field Duri, Blok Rokan, Bengkalis, Riau, Rabu (22/12/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengecek pompa angguk atau pumping unit di Central Gathering Station (CGS) 10 Field Duri, Blok Rokan, Bengkalis, Riau, Rabu (22/12/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN mengungkapkan Pertamina bakal memboyong PT Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk melepas penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.

Wakil Menteri BUMN II Pahala Nugraha Mansury menjelaskan saat ini Pertamina tengah memperhatikan potensi dapat melepas saham PHE ke publik.

"Pertamina melihat tahun ini bisa tidak Pertamina Hulu Energi untuk IPO, jadi selain PGE [Pertamina Geothermal Energy], kami juga melihat PHE, tapi masih akan lihat, mungkin atau tidak. apalagi sentimen saat ini anti hidrokarbon [yang merupakan hasil dari PHE]," urainya dalam salah satu sesi wawancara, dikutip Kamis (13/1/2022).

Menurutnya, Pertamina Hulu Energi ini lebih optimistis karena PHE menghasilkan minyak dan gas secara berimbang, yakni 50 persen minyak dan 50 persen gas. Apalagi, saat ini transisi energi ke arah yang rendah karbon cenderung menggeser penggunaan minyak dan batubara ke gas.

Pengembangan bisnis gas ini dapat dikembangkan menjadi narasi yang akan dibawa PHE jika melakukan IPO. Selain itu, PHE juga masih menghadapi tantangan yang mesti diselesaikan seperti impor minyak mentah yang masih tinggi.

"Indonesia dari 40 persen impor minyak dari luar, setengah mentah setengah produk jadi. Buat kami IPO dengan tujuan melihat kemungkinan bisa mengembangkan minyak dan gas baik [eksplorasi] dalam negeri maupun luar negeri," katanya.

Apalagi, Indonesia masih impor 40 persen minyak, ini menjadi potensi bisnis yang bisa dikembangkan, serta memperkuat pengembangan bisnis gas.

Menurutnya, harga liquified natural gas (LNG) mengalami kenaikan cukup drastis yang biasanya hanya US$6/mm, menjadi di harga US$36/mm.

"Sekarang harga LNG US$36/mm, dahulu mau cari harga US$6/mm sudah senang kita. Jadi memang dengan COP26 orang mau turun emisi, paling gampang geser dari batu bara ke gas, itu saja sudah turunkan emisi mungkin 60 persen," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper