Bisnis.com, JAKARTA – Saham menjadi terkenal di semua kalangan. Saham adalah bukti penyertaan modal atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Jika Anda memiliki saham, maka Anda juga bisa disebut sebagai owner atau pemilik perusahaan, tergantung seberapa besar porsi kepemilikannya. Bila perusahaan memiliki kinerja yang baik, Anda bisa dapat untung dari naiknya harga saham (capital gain).
Sementara itu, jika perusahaan untung, Anda juga akan mendapatkan dividen yang dibayarkan tiap tahunnya sebagai bagian keuntungan dari perusahaan untuk pemegang saham.
Sebelum berinvestasi lebih jauh ke dunia saham, perlu kenali jenis-jenis saham dari segi kinerja perdagangan, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai berikut:
1. Blue Chip Stocks
Jenis saham ini banyak diburu investor karena berasal dari perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, merupakan leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
2. Income Stocks
Jenis saham emiten ini juga mempunyai keunggulan dalam hal kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai menjadi daya tarik tersendiri bagi investor.
3. Growth Stocks
- (Well-Known)
Mirip dengan blue chip, saham jenis ini memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis dan dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai reputasi tinggi.
- (Lesser-Known)
Walaupun bukan sebagai leader dalam industri, namun jenis saham ini tetap memiliki ciri growth stock. Biasanya merupakan saham dari perusahaan daerah dan kurang populer di kalangan emiten.
4. Speculative Stocks
Investor dengan profil risiko high risk, bisa mencoba jenis saham ini. Saham ini berpotensi menghasilkan laba tinggi di masa mendatang, namun tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun.
5. Counter Cyclical Stocks
Jenis saham ini paling stabil saat kondisi ekonomi bergejolak karena tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
Jika terjadi resesi ekonomi, maka harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang selalu dibutuhkan masyarakat seperti consumer goods dan rokok.