Bisnis.com, JAKARTA - Para analis merekomendasikan beli saham emiten properti PT Summarecon Agung Tbk. melihat prospek bisnis perseroan yang kian legit hingga akhir 2021.
Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa dalam riset terbarunya menjelaskan emiten dengan kode saham SMRA itu telah mencatatkan pendapatan prapenjualan yang melebihi target hingga November 2021.
SMRA mencatatkan marketing sales senilai Rp4,8 triliun atau 120 persen dari target yang dibidik 2021 Rp4 triliun. Realisasi itu lebih tinggi 73 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun, prapenjualan SMRA paling kencang terjadi pada kuartal I/2021 senilai Rp1,65 triliun sebelum melambat pada kuartal-kuartal berikutnya.
“Memasuki kuartal IV/2021, beriringan dengan penurunan kasus Covid-19, prapenjualan pada Oktober - November mencapai Rp1,34 miliar sehingga akumulasi marketing sales SMRA pada 11 bulan pertama 2021 mencapai Rp4,80 triliun,” tulis Yasmi, dikutip Selasa (4/1/2022).
Adapun, prapenjualan SMRA pada November 2021 ditopang oleh penjualan dua klaster di Summarecon Bogor yaitu Pinewood dan Rosewood Golf Residence senilai total Rp1 triliun.
Selanjutnya, Summarecon Serpong dengan dua klaster terbarunya yaitu Carson dan Caribbean Residence juga berkontribusi sebesar Rp114 miliar dan Summarecon Bekasi dengan Scarlet Commercial berkontribusi sebesar Rp14 miliar. Total marketing sales SMRA pada November saja mencapai Rp1,16 triliun atau melonjak 474,6 persen secara bulanan.
Baca Juga
Yasmin memperkirakan pendapatan SMRA akan meningkat pada 2022 seiring dengan marketing sales yang terus bergeliat. Top line SMRA tampaknya bisa tumbuh -0,7 persen pada 2021 sebelum menanjak 6,4 persen pada 2022.
Adapun, SMRA juga sudah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure senilai Rp170 miliar untuk 2022. Capex tersebut akan digunakan perseroan untuk pengembangan Summarecon Mall Bandung dan Summarecon Villaggio Jakarta Luxury Outlet di Karawang.
Dengan demikian, Ciptadana Sekuritas merekomendasikan beli saham SMRA dengan target harga Rp1.110 per saham.
Sementara itu, Analis RHB Sekuritas Andhika Suryadharma dan Shelly Setiadi juga merekomendasikan beli saham SMRA dengan target harga yang lebih tinggi Rp1.300 per saham.
“Kami menaikkan perkiraan pendapatan SMRA pada 2022 dan 2023 masing-masign menjadi 5 persen dan 11 persen, namun menurunkan target laba menjadi 27 persen dan 58 persen karena ada kenaikan beban bunga,” tulis Andhika dan Shelly.
Selain bisnis developer yang akan menopang kinerja SMRA, Andhika dan Shelly juga mengingatkan bahwa pelonggaran pembatasan sosial bakal menguntungkan pendapatan sewa dari Summarecon Agung. Adapun, tingkat okupansi penyewa di mal kelolaan SMRA pada 2021 masih terjaga di atas 90 persen. Selama pembatasan sosial, SMRA telah memberikan diskon sewa hingga lebih dari 70 persen kepada para tenant.
“Kami memperkirakan pandemi Covid-19 akan lebih terkendali pada 2022 karena tingkat vaksinasi meningkat dan suntikan tambahan juga mulai diberikan mulai awal tahun 2022. Hal ini akan menopang dibuka kembali perekonomian dan mendorong pendapatan mal SMRA,” tulis Andhika dan Shelly.
Di lantai bursa, saham SMRA mengalami pelemahan 1,20 persen menjadi Rp820 pada akhir perdagangan Selasa (4/1/2022). Dalam 6 bulan terakhir harga tumbuh 3,14 persen dengan kapitalisasi pasar Rp13,54 triliun.