Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2022 Menantang, Investor Bisa Pilih Reksa Dana Pasar Uang

Dalam satu hingga dua bulan ke depan, varian Omicron yang telah masuk ke Tanah Air membuat investor cenderung wait and see. Oleh sebab itu, reksa dana pasar uang dapat menjadi pertimbangan.
Pialang berjalan di Gedung Bursa Efek Indonesia./Bloomberg-Dimas Ardian
Pialang berjalan di Gedung Bursa Efek Indonesia./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Infovesta Utama merekomendasikan investor untuk mempertimbangkan reksa dana pasar uang mengingat sejumlah sentimen yang cukup menantang pada 2022. 

“Tahun 2022 diperkirakan cukup challenging di mana penyebaran virus Covid-19 yang kembali meningkat di dunia dan adanya ekspektasi kenaikan suku bunga,” tulis Infovesta dalam laporan mingguannya, Senin (3/1/2022).

Menurut Infovesta, dalam satu hingga dua bulan ke depan, varian Omicron yang telah masuk ke Tanah Air membuat investor cenderung wait and see. Oleh sebab itu, reksa dana pasar uang dapat menjadi pertimbangan untuk investor.

Sementara itu, sepanjang 2021, dengan berbagai katalis positif yang ada tidak serta merta mengangkat kinerja tahunan reksa dana. Kinerja reksa dana tahun lalu mencatatkan kinerja yang lebih rendah jika dibandingkan dengan indeks acuannya.

Infovesta melaporkan, kinerja reksa dana saham tercatat tumbuh 1,03 persen dan reksa dana pendapatan tetap naik 2,32 persen.

Dalam satu tahun terakhir, Infovesta menjelaskan tren pergerakan harga saham cenderung fluktuatif, dan secara tahunan mencetak return sebesar 10,08 persen.

Laporan tersebut menjelaskan pemulihan ekonomi yang semakin nyata dan mobilitas masyarakat yang mengalami peningkatan menjadi penopang laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Di pasar surat utang, tren pergerakan harga surat berharga negara cukup stabil dengan kenaikan kinerja tertinggi tercatat pada penutupan perdagangan akhir tahun 2021, Kamis (30/12/2021) sebesar 4,44 persen.

Dari global, terdapat beberapa sentimen negatif pasar SBN, diantaranya rencana pengetatan likuiditas yang aktif dikomunikasikan The Fed, krisis utang perusahaan raksasa properti China dan ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate (FFR).

Namun Infovesta mengatakan, dengan fundamental ekonomi yang cukup solid dan Bank Indonesia sebagai otoritas kebijakan yang dinilai berhasil dalam mengambil langkah-langkah dalam menghadapi guncangan global.

Langkah tersebut diantaranya penerapan stress test menghadapi dampak tapering, burden sharing hingga local currency settlement mendorong pasar SBN dan nilai tukar lebih kuat menghadapi sentimen negatif tersebut.

Di sisi lain, kinerja reksa dana campuran tercatat cukup baik sebesar 4,94 persen yang merupakan kinerja terbaik dalam instrumen reksa dana. Lalu di bawahnya diikuti oleh reksa dana pasar uang yang naik 3,26 persen pada 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper