Bisnis.com, JAKARTA – Tersendatnya rantai pasok energi dan harga batu bara yang masih tinggi akan menjadi katalis positif terhadap pergerakan indeks IDX Sector Energy atau IDX Energy.
SVP Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menyebutkan, pada tahun ini kinerja indeks IDX Energy menguat cukup besar. Tercatat, secara year to date indeks IDX Energy naik sebesar 48,19 persen hingga perdagangan Selasa (28/12/2021) kemarin.
Salah satu katalis utama yang menopang kenaikan indeks ini adalah terhambatnya mata rantai pasokan energi akibat pandemi virus corona. Hal tersebut juga ditambah dengan minimnya investasi pada sektor batu bara.
“Sentimen tersebut berdampak pada terjadinya krisis energi seiring dengan menguatnya harga minyak mentah dan batu bara yang mencetak all time high sejak 2008,” jelasnya saat dihubungi pada Rabu (29/12/2021).
Untuk tahun depan, Janson menilai prospek indeks IDX Energy masih bullish. Menurutnya, disrupsi mata rantai pasokan energi masih akan terganggu. Produksi batu bara dunia juga diproyeksikan akan mencatat hasil terendah sejak 2012.
Di sisi lain, tingginya permintaan batu bara untuk keperluan pembangkit listrik di China serta rendahnya persediaan komoditas tersebut masih akan menopang harga setidaknya hingga semester I/2022.
Baca Juga
“Ke depannya masih berpeluang untuk menguat dan saya targetkan IDX Energy pada posisi 1.330 di tahun depan,” jelasnya.
Janson menambahkan, beberapa saham konstituen indeks ini masih cukup layak untuk dikoleksi investor. Ia merekomendasikan saham ADRO dengan target harga Rp3.300, ITMG pada level Rp30.000, serta HRUM di harga Rp9.000.