Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau melanjutkan penguatannya pada awal pekan terakhir tahun ini.
Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (27/12/2021), rupiah terapresiasi 0,02 persen menjadi Rp14.193 per dolar AS pada pukul 09.22 WIB, setelah sempat dibuka melemah 17 poin atau 0,12 persen ke level Rp14.213,5 per dolar AS.
Penguatan rupiah terjadi bersamaan dengan kenaikan ringgit Malaysia senesar 0,11 persen, won Korea Selatan naik 0,05 persen, dan dolar Singapura naik 0,15 persen.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan eman mata uang dunia mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen menjadi 96.130.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan rupiah masih berpeluang menguat pada perdagangan hari ini ke kisaran Rp14.160 - Rp14.230 per dolar AS.
Pengendalian Cocid-19 dari dalam negeri disebut Ibrahim menjadi salah satu penopang penguatan rupiah. Adapun, pemerintah terus melakukan pengawasan secara ketat terhadap masyarakat yang akan melakukan mudik jelang Natal dan Tahun Baru 2022.
Baca Juga
"Walaupun dalam praktiknya di jalan-jalan terutama di jalan tol tidak ada penyekatan yang cukup signifikan. Ini menandakan bahwa Pemerintah percaya penyebaran Omicron tidak perlu dikhawatirkan," tulis Ibrahim dalam riset harian, dikutip Senin (27/12/2021).
Ibrahim menunjukkan berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa walaupun varian baru Omicron ini bermutasi 70 kali lebih cepat dari varian Delta namun tidak mematikan berbeda dengan varian Delta. Walaupun Omicron tidak mematikan, Pemerintah patut tetap waspada karena pandemi belum berakhir.
Sementara itu, pekan lalu dolar AS melemah lantaran investor memburu aset berisiko karena khawatiran virus varian Omicron Covid-19 kian memudar.
Adapun, investor juga menyambut baik persetujuan penggunaan darurat pill Covid-19 seperti Molnupiravir, Merck & Co . Inc. dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.