Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) belum bergerak signifikan di tengah rencana perseroan mengembangkan smelter aluminium senilai Rp10,4 triliun di Kawasan Industri Hijau Indonesia, proyek andalan Presiden Joko Widodo.
Saham ADRO stagnan di posisi Rp2.150 atau sama dengan kemarin, pada perdagangan Kamis (23/12/2021) pukul 10.28 WIB. Sepanjang pagi ini, saham ADRO bergerak di rentang Rp2.120-Rp2.180.
Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp68,77 triliun dengan valuasi PER 8,56 kali. Sepanjang 2021, saham ADRO naik 49,65 persen.
Green Industrial Park atau Kawasan Industri Hijau merupakan proyek andalan Presiden Joko Widodo di Kalimantan Utara, berupa kawasan industri yang beroperasi dengan menerapkan teknologi maupun produksi bersih dengan potensi investasi Rp1.848 triliun.
Proyek kawasan industri milik PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dan PT Kawasan Industri Kalimantan Indonesia (KIKI) itu disebut sebagai kawasan industri terbesar di dunia, dengan luas 30.000 hektare.
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melalui PT Adaro Aluminium Indonesia berkomitmen mengembangkan smelter aluminium senilai US$728 juta atau sekitar Rp10,41 triliun (estimasi kurs Rp14.300 per dolar AS) di Kawasan Industri Hijau Indonesia.
Baca Juga
Manajemen Adaro menandatangani Surat Pernyataan Maksud Investasi (Letter of Intention to Invest) sebesar US$728 juta untuk membangun aluminium smelter di Kawasan Industri Hijau Indonesia.
Penandatanganan dilakukan oleh Wakil Presiden Direktur Adaro Ario Rachmat pada hari Selasa, 21 Desember 2021 di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, dan disaksikan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Penandatanganan ini juga disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Konsorsium Indonesia Garibaldi Thohir, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, serta Bupati Bulungan Syarwani.
Wakil Presiden Direktur Adaro Ario Rachmat mengatakan, sejalan dengan komitmen Adaro untuk melakukan transformasi bisnis melalui green initiative jangka panjang maka perusahaan melakukan investasi untuk membangun aluminium smelter.
"Proyek ini bertujuan mendukung program hilirisasi industri yang dicanangkan pemerintah. Melalui investasi ini, kami berharap dapat membantu mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina serta meningkatkan penerimaan pajak negara," paparnya dalam keterangan resmi, Kamis (23/12/2021).