Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Kendaraan Bakal Masih Moncer di 2022, Ini Rekomendasi Analis untuk Sektor Otomotif

Ada sejumlah katalis positif dari prospek makro yang kemungkinan akan mendorong penjualan mobil domestik ke tingkat sebelum pandemi pada tahun 2022.
Mobil listrik Niisan Leaf masih berstatus impor utuh atau CBU. /Bisnis-Muhammad Khadafi
Mobil listrik Niisan Leaf masih berstatus impor utuh atau CBU. /Bisnis-Muhammad Khadafi

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten sektor otomotif dipastikan bakal kembali bersinar pada tahun depan. Penjualan kendaraan roda empat diperkirakan kembali mencapai 1 juta unit sepanjang tahun 2022 seiring dengan pemulihan ekonomi.

Riset Analis MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan melihat beberapa katalis positif dari prospek makro yang kemungkinan akan mendorong penjualan mobil domestik ke tingkat sebelum pandemi pada tahun 2022. Perkiraannya, PDB Indonesia akan tumbuh sebesar 5,03 persen tahun depan.

"Selain itu, efek turunan dari harga komoditas yang lebih tinggi diperkirakan akan mendorong konsumen daya beli. Kami percaya ini akan diterjemahkan ke dalam peningkatan diskresi konsumen belanja dan selanjutnya membawa dampak positif pada sektor otomotif domestik," jelasnya dalam riset, dikutip Rabu (22/12/2021).

Di sisi lain, 2022 proyeksinya menjadi tahur persaingan model mobil LMPV yang semakin mendapatkan daya tarik dari pembeli domestik. MNC Sekuritas melihat bakal ada persaingan ketat dari para pabrikan.

Senada, Analis JP Morgan Benny Kurniawan dan Henry Wibowo memiliki prospek positif terhadap sektor otomotif tahun depan.

"Mengikuti tahun pemulihan yang kuat pada tahun 2021, kami percaya tahun 2022 akan melihat penjualan mobil mencapai 1 juta unit sekali lagi, hal ini menjadi tingkat psikologis yang penting bagi investor," urainya.

Permintaan yang kuat, terangnya, ditambah dengan pasokan yang terbatas pada suku cadang tertentu akan menghasilkan lingkungan diskon yang lebih bersahabat di dealer, meningkatkan margin distribusi.

JP Morgan juga percaya pengembangan kendaraan listrik akan terus meningkat pesat Indonesia, meskipun dari basis yang rendah naik 0,1 persen dari penjualan akhir tahun.

"Entri mobil EV level sekarang biaya US$45.000 [Hyundai Kona dan Ioniq, Nissan Leaf] dan kami yakin mungkin ada peningkatan yang signifikan setelah harga EV mendekati US$30.000--US$35.000," jelasnya.

Di sisi lain, risiko terhadap sektor ini meliputi suku cadang dan chip yang kekurangan signifikan. Hal ini dapat berakibat ketidakmampuan mengirimkan mobil ke pelanggan dan menurunkan margin manufaktur bisnis dan kurangnya peluncuran model baru yang kuat.

JP Morgan merekomendasikan saham ASII dengan rating overweight mengantisipasi permintaan yang kuat dari peluncuran model terbarunya, yang seharusnya menghasilkan dealer yang lebih baik margin distribusi. Target price (TP) mencapai 6.350.

Sementara itu, konsensus analis Bloomberg memberikan rating buy 83,9 persen atau 26 analis terhadap saham ASII dengan target harga pada 12 bulan mendatang mencapai Rp6.937,96. Potensi return mencapai 19,6 persen.

MNC Sekuritas pun merekomendasikan overweight sektor otomotif dengan top pick ASII dan target price Rp6.400. Adapun, faktor risiko yang mungkin membayangi yakni volatilitas rupiah, kenaikan inflasi dan suku bunga serta kekurangan chip semikonduktor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper