Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lo Kheng Hong Bagikan Kiat Jadi Investor Kaya

Menurut Lo Kheng Hong, investor bisa menjadi kaya melalui pasar modal karena membeli saham Mercy seharga Avanza.
Layar menampilkan Investor senior Lo Kheng Hong memberikan pemaparan dalam Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 di Jakarta, Rabu (15/12/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Layar menampilkan Investor senior Lo Kheng Hong memberikan pemaparan dalam Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 di Jakarta, Rabu (15/12/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Investor kawakan, Lo Kheng Hong, mengaku tak pernah menengok analisis teknikal dalam membeli suatu saham. Dia selalu berpedoman pada analisis fundamental.

Bukan tanpa sebab. Menurutnya, investor tidak bisa melihat kinerja perusahaan dan kejujuran manajemen perusahaan pada sebuah analisis teknikal.

Pak Lo, sapaan akrab Lo Kheng Hong, mengutip Benjamin Graham –guru dari Warren Buffett—pada bukunya yang berjudul The Intelligent Investor yang mengungkapkan pendekatan teknikal itu tidak benar, keliru, dan menyesatkan atau fallacious. 

“Ketika saya membeli saham, saya hanya menggunakan analisa fundamental. Saya hanya melihat kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. Jadi saya sama sekali tidak melihat grafik-grafik,” katanya dalam ajang Bisnis Indonesia Business Challenges 2022, Rabu (15/12). 

Pada grafik analisa teknikal, investor tidak bisa lihat kejujuran dari manajemen. Dalam grafik, dia juga tidak bisa melihat laba. Padahal menurutnya, laba perusahaan sangat berkorelasi dengan harga saham. Dia mengungkapkan bahwa laba bisa dilihat pada laporan keuangan. 

Langkah itu ia lakukan dengan mencontoh strategi yang dilakukan oleh Warren Buffett. Tak ayal sebutan Warren Buffett Indonesia melekat pada Pak Lo.

Menurut Pak Lo, Warren Buffett dalam mengambil keputusan dalam membeli saham tidak menggunakan analisa teknikal. “Dia hanya melihat annual report,” ujarnya.

Pak Lo berpesan kepada investor pemula maupun investor milenial agar mereka harus mempelajari laporan tahunan (annual report) maupun laporan keuangan perusahaan. Investor tersebut diharapkan tidak membeli saham sekedar mendengar tukang pompom, saran teman, atau dari influencer. 

Dia juga berharap agar investor milenial dapat membaca buku-buku Warren Buffet. Menurutnya, yang terbukti bisa menjadi kaya karena saham itu adalah Warren Buffett, yang sehingga cocok sebagai referensi.

Warren Buffett Indonesia ini juga memiliki pandangan terkait pasar modal pada tahun depan. Menurut Pak Lo, pihaknya optimistis dan sangat mengharapkan tahun depan menjadi tahun yang lebih bagus dari tahun ini. 

Dia menilai pada 2022 ada tiga sektor yang cukup prospektif yakni perbankan konvensional, batu bara dan perkebunan kelapa sawit.

Menurutnya, perbankan konvensional masih banyak yang valuasinya murah tetapi memiliki aset yang cukup besar. Ini berbeda dengan perbankan digital yang menurutnya memiliki valuasi mahal tetapi asetnya sangat kecil.

“Saya lebih suka bank konvensional yang asetnya besar-besar seperti Bank Danamon [BDMN], Bank CIMB Niaga [BNGA],  BNI [BBNI]. Saya tetap memegang bank besar yang valuasinya murah,” paparnya.

Prinsip Pak Lo dalam berinvestasi adalah membeli saat waktunya buruk dan menjualnya saat waktunya baik. Jangan menunggu pandemi usai untuk membeli saham.

Menurutnya, investor bisa menjadi kaya melalui pasar modal karena membeli saham Mercy seharga Avanza. Artinya, telitilah fundamental saham yang berkinerja baik dengan valuasi murah sebelum berinvestasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper