Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Saham dan Obligasi Cerah pada 2022, Intip Strategi Cuan BNP Paribas AM

BNP Paribas AM tengah menyiapkan solusi investasi yang inovatif baik bagi nasabah institusi maupun ritel.
Presiden Direktur BNP Paribas AM Priyo Santoso pada Selasa (21/9/2021) meluncurkan Reksa Dana Indeks BNP Paribas IDX Growth30 ETF.
Presiden Direktur BNP Paribas AM Priyo Santoso pada Selasa (21/9/2021) meluncurkan Reksa Dana Indeks BNP Paribas IDX Growth30 ETF.

Bisnis.com, JAKARTA - PT BNP Paribas Asset Management menilai prospek investasi pada tahun 2022 positif seiring dengan kesiapan Indonesia menghadapi tapering The Fed dan mulai kembalinya investor asing ke pasar modal domestik.

Dalam keterangan resminya pada Selasa (7/12/2021), pasar domestik dan global sama-sama mengalami pemulihan ekonomi meskipun tingkatnya di berbagai negara tidak merata. Dari data ekonomi global, terlihat secara umum bahwa dunia secara perlahan menuju kondisi yang lebih normal.

Namun di sisi lain, juga muncul tantangan baru sebagai akibat dari konsekuensi pembukaan ekonomi. Pembukaan kegiatan ekonomi secara hampir bersamaan di negara maju, dari yang sebelumnya stagnan, telah mengakibatkan adanya ketidakseimbangan.

Djumala Sutedja, Direktur & Head of Fixed Income PT BNP Paribas AM menjelaskan persiapan pembukaan ekonomi yang terjadi saat ini mendorong permintaan yang sangat besar. Namun, hal ini tidak dibarengi dengan pasokan yang cenderung lambat dalam melakukan penyesuaian.

“Di saat yang sama tingkat likuiditas global masih tinggi, sehingga dampaknya adalah kenaikan harga-harga komoditas, baik itu makanan maupun energi, yang pada akhirnya berujung pada inflasi yang tinggi,’ jelasnya.

Sementara itu, kebijakan tapering oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, yang tengah menjadi fokus perhatian pasar saat ini diperkirakan tidak akan membawa dampak yang terlalu signifikan pada pasar domestik.

Menurut Djumala, volatilitas pasar akan selalu ada. Namun, melihat kondisi fundamental pertumbuhan Indonesia yang cukup kuat saat ini, pihaknya optimistis Indonesia dalam posisi yang siap menghadapi tapering yang akan berlangsung hingga pertengahan 2022 mendatang.

Dampak tapering terhadap arus kepemilikan asing di Indonesia menurutnya juga cenderung lebih baik. Djumala menerangkan, minat asing untuk berinvestasi di pasar negara berkembang memang masih selektif.

Net inflow asing lebih banyak terlihat pada negara-negara yang dinilai mampu mengendalikan pandemi Covid-19 yang lebih baik dan tingkat vaksinasi yang tinggi. Sementara itu per 5 November 2021, Indonesia tercatat masuk dalam kelompok negara-negara yang dianggap mampu mengendalikan penyebaran infeksi Covid-19, sebagaimana diukur dari Reproduction Rate-nya yang stabil berada di bawah angka 1.

Lebih lanjut, PT BNP Paribas AM menilai kondisi pasar saat ini mendukung kinerja pasar obligasi Indonesia ke depannya. Djumala menegaskan, pihaknya melihat adanya perbedaan sensitivitas antara obligasi Indonesia dan AS terhadap dinamika pasar dari global.

“Obligasi berdenominasi IDR dalam hal ini less sensitive terhadap gejolak di luar negeri karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor domestik yang sangat favourable,” paparnya.

Senada dengan outlook pasar obligasi, PT BNP Paribas AM menilai kelas aset saham juga memiliki potensi yang positif. Kondisi faktor fundamental yang cukup baik mendukung prospek pasar saham ke arah yang positif.

Hal ini juga terlihat dari telah kembalinya investor asing ke Indonesia secara perlahan. Selama nilai tukar rupiah stabil dan earnings growth sejalan dengan ekspektasi pasar, potensi arus kepemilikan asing untuk terus masuk ke pasar saham Indonesia masih tetap ada.

Meski demikian, ia mengingatkan pemilihan saham menjadi kunci penting untuk menghasilkan outperformance. Dengan semakin melebarnya perbedaan antara Producer Price Index (PPI) dan Consumer Price Index (CPI), banyak perusahaan dapat mengalami penurunan tingkat marjin. Dalam hal ini, kemampuan perusahaan untuk meneruskan kenaikan harga pada konsumen juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.

Untuk menangkap peluang investasi yang relevan dengan kondisi saat ini, PT BNP Paribas AM tengah menyiapkan solusi investasi yang inovatif baik bagi nasabah institusi maupun ritel. Djumala mengatakan, dari segi portofolio, BNP Paribas AM percaya kombinasi yang seimbang antara old economy dan new economy akan memberikan potensi hasil investasi yang lebih sustainable.

Sektor-sektor old economy membantu memberikan safety atau dukungan secara fundamental. Sementara, new economy dapat memberikan nilai tambah dari segi cerita pertumbuhan ke depannya meskipun risikonya terhadap earnings juga lebih tinggi.

“Penyusunan investasi yang kami siapkan di tahun depan diarahkan untuk membantu investor menyeimbangkan kedua hal tersebut” tutup Djumala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper