Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catet Nih! Tak Ada Emiten Sektor Teknologi di 2 Indeks Anyar BEI

Ini bukan berarti perusahaan teknologi tidak menjalankan bisnis berasaskan ESG. Hanya saja, untuk sementara ini emiten-emiten tersebut belum lolos klasifikasi masuk indeks terbaru BEI.
Trader berjalan saat ticker menampilkan harga saham di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Indonesia./ Dimas Ardian - Bloomberg
Trader berjalan saat ticker menampilkan harga saham di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Indonesia./ Dimas Ardian - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia akan menerbitkan indeks baru berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) dengan mayoritas konstituen berasal dari sektor finansial dan infrastruktur, tetapi tidak dari sektor teknologi.

Aulia nurul, angoota tim Yayasan Kehati mengatakan akan ada dua indeks anyar yang berbasiskan ESG. Yaitu ESG Sector Leaders IDX KEHATI dan Indeks ESG Quality 45 IDX KEHATI.

Menurutnya diantara kedua indeks anyar itu dipenuhi oleh konstituen yang berasal dari sektor finansial. Pada indeks pertama, 10 emiten sektor finansial mengisi atau berkontribusi atas 19,61 persen.

Selain itu ada 11 emiten sektor infrastruktur yang ikut bergabung atau setara dengan 21,57 persen. Sementara pada indeks kedua, sektor finansial menyumbang 9 emiten sedangkan infrastruktur 10 emiten.

Adapun sektor-sektor major lain ikut meyumbang konstituen seperti konsumer baik siklikal maupun non-siklikal, industri dasar, hingga energi. Akan tetapi tidak ada saham emiten teknologi yang menyumbang sama sekali.

Meski demikian, Direktur Eksekutif KEHATI Riki Frindos mengatakan bukan berarti perusahaan teknologi tidak menjalankan bisnis berasaskan ESG. Hanya saja, untuk sementara ini emiten-emiten tersebut belum lolos klasifikasi saja.

Adapun beberapa persyaratan indeks adalah tidak membukukan rugi dalam tiga tahun terakhir, memiliki kapitalisasi pasar lebih dari Rp1 triliun dan telah tercatat lebih dari 1 tahun.

Berdasarkan data OJK per Oktober 2021, terdapat 15 produk reksa dana dan ETF dengan basis ESG. Adapun total dana kelola atau AUM mencapai Rp3,38 triliun jumlah itu naik berkali lipat dibandingkan dengan realisasi 2017 sebanyak 7 produk dengan dana kelolaan mencapai Rp300 miliar.

Sementara itu, berdasarkan data Yayasan Kehati ada 11 manajer investasi dengan total dana kelolaan Rp2,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper