Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia Prediksi Harga Emas Melempem pada 2022, Ini Sebabnya

Harga emas tercatat turun sekitar 1,3 persen pada kuartal III/2021. Koreksi tersebut didorong oleh penurunan minat investor ditengah kenaikan imbal hasil obligasi AS.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia memproyeksikan harga emas akan menurun pada tahun depan seiring dengan kenaikan imbal hasil obligasi AS.

Laporan Commodity Markets Outlook dari Bank Dunia menyebutkan, harga emas turun sekitar 1,3 persen pada kuartal III/2021. Koreksi tersebut didorong oleh penurunan minat investor ditengah kenaikan imbal hasil obligasi AS atau US Treasury.

Imbal hasil dari Treasury Inflation-Protected Securities (TIPS) tenor 10 tahun tercatat bertambah 10 basis poin pada September 2021. Sementara itu, dolar AS juga menguat seiring dengan dimulainya program pengurangan stimulus dari bank sentral Amerika atau tapering off. 

Di sisi lain, tingkat kepemilikan pada exchange traded funds (ETF) emas juga menurun tajam sepanjang kuartal III/2021. Penurunan ini disebabkan oleh banyaknya investor asal wilayah Amerika Utara yang keluar dari aset ini

“Sementara itu, permintaan terhadap perhiasan emas di China dan India mampu menghambat penurunan harga emas sepanjang tahun ini,” demikian kutipan laporan tersebut, Minggu (5/12/2021).

Harga emas diprediksi akan menguat sekitar 1,5 persen hingga akhir tahun 2021 sebelum terkoreksi sebesar 2,5 persen pada tahun 2022 mendatang. Koreksi tersebut disebabkan oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS.

Sementara itu, Société Générale dalam laporannya belum lama ini memproyeksikan harga emas akan mengalami reli yang signifikan pada kuartal I/2022 mendatang.

Menurut laporan tersebut, kebijakan moneter AS masih akan mendukung harga emas seiring dengan tekanan inflasi yang turut meningkat.

“The Fed terlihat enggan untuk meningkatkan suku bunga dalam waktu dekat. Ini akan menciptakan kondisi suku bunga riil negatif (negative real rates) untuk emas jika digabungkan dengan tingginya inflasi,” demikian kutipan laporan tersebut.

Seiring dengan hal tersebut, Société Générale memproyeksikan harga emas berada di kisaran US$1.950 per troy ounce sepanjang kuartal I/2022.

Meski demikian, Société Générale menyebutkan, minat investor terhadap instrumen ini akan mulai menurun pada paruh kedua tahun 2022. Hal ini seiring dengan mulai melambatnya inflasi serta ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga pada semester II/2022.

Sebaliknya, jika tekanan inflasi terus terjadi dan kegiatan ekonomi kembali melambat, harga emas dapat menembus level US$2.000 per troy ounce pada kuartal II/2022 dan tetap menguat sepanjang tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper