Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Wall Street Berakhir Variatif, Sektor Teknolgi Lanjutkan Pelemahan

Mayoritas indeks di bursa saham Amerika Serikat menguat, sedangkan indeks Nasdaq ditutup melemah tertekan sektor teknologi.
Aprianto Cahyo Nugroho
Aprianto Cahyo Nugroho - Bisnis.com 24 November 2021  |  05:28 WIB
Wall Street Berakhir Variatif, Sektor Teknolgi Lanjutkan Pelemahan
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021). - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup variatif pada perdagangan Selasa (23/11/2021) di tengah penguatan sektor teknolgi dan pelemahan sektor teknologi.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,55 persen ke level 35.813,80, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,17 persen ke level 4.690,70. Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite melemah 0,5 persen ke 15.775,14.

Saham energi dan keuangan memimpin kenaikan. Nasdaq 100 yang sarat saham-saham sektor teknologi berbalik melemah menjelang akhir perdagangan. Kurva yield Treasury meningkat dengan imbal hasil 10 tahun naik ke level tertinggi dalam satu bulan.

Pelaku pasar memangkas ekspektasi dovish untuk Federal Reserve setelah Jerome Powell dipilih untuk masa jabatan kedua. Powell sendiri berusaha untuk mencapai keseimbangan dalam pendekatan kebijakannya, mengatakan bank sentral akan menggunakan alat yang tersedia untuk mendukung ekonomi serta mencegah inflasi mengakar.

"Melihat pasar hari ini, jelas hal-hal yang sensitif terhadap suku bunga sedang bergerak,” ungkap Jerry Braakman, kepala investasi First American Trust di Santa Ana, seperti dikutip Bloomgerg, Selasa (23/11/2021).

“Sektor teknologi melemah, keuangan menunjukkan kekuatan. Itu mencerminkan pergerakan dalam kurva imbal hasil,” lanjutnya.

Terlepas dari penurunan baru-baru ini, bursa AS telah diperdagangkan mendekati rekor tertinggi, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai karena investor mempertimbangkan prospek pertumbuhan di tengah meningkatnya inflasi dan pandemi yang terus-menerus.

"Pasar masih overbought dan perlu mencerna beberapa kenaikan baru-baru ini," ujar Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

bursa as wall street
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top