Bisnis.com, JAKARTA — Samuel Sekuritas menilai bahwa terdapat arus modal keluar yang deras pada kuartal IV/2021 dari pasar obligasi. Meskipun begitu, nilai tukar rupiah dinilai akan tetap bergerak stabil.
Macro Strategist and Equity PT Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi menjelaskan bahwa arus modal keluar dari pasar obligasi telah mencapai US$2,5 miliar selama kuartal IV/2021 berjalan atau Oktober dan November 2021.
"[Arus modal keluar] diakibatkan oleh naiknya kekhawatiran para investor asing terhadap akselerasi inflasi di pasar negara-negara maju dan berkembang," tulis Lionel dalam riset strategi makro, Senin (22/11/2021).
Arus modal keluar dari pasar obligasi tercatat terjadi pada September 2021 senilai US$1,31 miliar, sedangkan arus modal masuk ke pasar modal senilai US$0,3 miliar. Pada Oktober 2021, arus modal keluar dari obligasi tercatat US$0,9 miliar dan modal masuk saham US$0,93 miliar, kemudian pada November 2021 arus modal keluar dari pasar obligasi US$1,63 miliar dan modal keluar dari saham US$0,08 miliar.
Lionel menjelaskan bahwa meskipun intensitas arus modal keluar meningkat dalam dua bulan terakhir, pihaknya meyakini rupiah masih akan bergerak stabil. Hal tersebut ditopang oleh kinerja perdagangan yang baik pada awal kuartal IV/2021.
"Rupiah masih bergerak stabil di antara rentang Rp14.000 hingga Rp14.350 per dolar AS karena performa dagang yang baik pada Oktober 2021," tulis Lionel.
Baca Juga
Pada Oktober 2021, surplus neraca dagang tercatat senilai US$7,5 miliar. Jumlah itu meningkat dari September 2021 yang surplus senilai US4,4 miliar.
"Kami mempertahankan prediksi rupiah kami pada rata-rata Rp14.300 per dolar AS," tulis Lionel.