Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Berpotensi Melemah, Saham Emitennya Parkir di Zona Merah

Harga batu bara diprediksi akan lanjut tertekan meskipun kemungkinan bisa bertahan di kisaran US$100 per ton lantaran China dan India berencana segera meningkatkan produksi domestiknya.
Petugas mengawasi proses penimbunan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Petugas mengawasi proses penimbunan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara global pada perdagangan Senin (22/11/2021) lanjut bergerak di zona merah. Seiring dengan hal terseut, harga saham sejumlah emiten batu bara hari ini juga mengalami penurunan.

Mengutip data Bloomberg, Senin (22/11/2021), harga batu bara di pasar Newcastle tercatat turun tipis 0,85 poin atau 0,64 persen ke US$132,85 per ton dari hari sebelumnya.

Harga batu bara sempat mencapai puncaknya di US$246 per ton pada 5 Oktober 2021, dan dibandingkan dengan setahun lalu, harga batu bara sudah naik sampai dengan 102,14 persen.

Di samping itu, Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap mengatakan, ke depan harga batu bara akan lanjut tertekan meskipun kemungkinan bisa bertahan di kisaran US$100 per ton lantaran China dan India berencana segera meningkatkan produksi domestiknya.

Mengikuti pergerakan harga komoditas ini, harga saham sejumlah emiten yang penambangnya juga mengalami penurunan.

Saham emiten batu bara yang terkoreksi paling tinggi PT Indika Energy Tbk. (INDY) yang mencatat penurunan 75 poin atau 4,37 persen ke 1.640. Saham INDY hari ini mencatat penjualan oleh asing senilai Rp16,91 miliar. Harga saham INDY secara year to date sudah turun 5,20 persen. Sementara secara year on year naik 74,47 persen year on year.

Selanjutnya, saham PT Medco Energi International Tbk. (MEDC) tercatat turun 15 poin atau 2,80 persen ke 520 meskipun mencatatkan pembelian dari asing senilai Rp1,73 miliar. Saham MEDC Sepanjang tahun ini turun 11,86 persen dan secara yoy naik 3,04 persen.

Selanjutnya, saham PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) tercatat turun 175 poin atau 0,87 persen ke 20.000 dan tercatat dilego asing senilai Rp11,86 miliar. Saham ITMG sepanjang tahun ini masih naik 44,40 persen dan dibandingkan dengan setahun lalu masih naik taam 146,15 persen.

Untuk saham ITMG, Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli dengan target harga 25.000 lantaran bisnisnya yang terkonsentrasi di batu bara termal dan memiliki karakteristik batu bara kalori menengah hingga tinggi. Hal ini membuat porsi ekspor sebagai yang terbesar yang dipantau Mirae dan akan mendukung margin, dan menghasilkan dividen yang tinggi.

Sementara itu, Samuel Sekuritas Indonesia merekomendasikan saham ITMG dan ADRO untuk dijual dengan target harga masing-masing di 19.700 dan 1.530. Sementara itu, untuk saham PTBA untuk dibeli dengan target harga 3.200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper