Bisnis.com, JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan hari ini, Senin (22/11/2021).
MTEL akan menjadi perusahaan ke-41 yang melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada tahun ini.
Anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) ini merupakan emiten menara telekomunikasi terbesar di Indonesia berdasrkan jumlah menara yang dimiliki dan dikelola.
Saat ini, Mitratel memiliki 28.030 menara yang tersebar di Pulau Jawa sebanyak 11.963 menara atau 43 persen dari portofolio dengan tenancy ratio 1,64x. Sementara itu, sebanyak 16.067 menara atau 57 persen berada di luar Pulau Jawa dengan tenancy ratio 1,39x.
Sementara tenancy ratio pesaing Mitratel seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) dari grup Djarum terisi 1.86x. Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) terisi 1,89x dan Edgepoint terisi 1,59x, dan Protelindo terisi 1,94x.
Saat ini MTEL mengantongi kontrak backlog sewa menara telekomunikasi sekitar Rp30,7 triliun hingga 2030. Nilai kontrak ini menjadi modal kinerja perseroan menuju go public.
Baca Juga
Mitratel disebut memiliki 6 keunggulan dibandingkan dengan provider menara lainnya. Selain terdapat backlog kontrak, cakupan menara Mitratel berada di seluruh nusantara dengan 57 persen di luar Jawa. Hal ini membuat Mitratel dapat mengelola kerja sama tambahan dari para penyewa menara telekomunikasi.
Selain itu, Mitratel dianggap paling siap melayani ekspansi operator di luar Jawa yang meningkatkan portofolio kolokasi. Pertumbuhan pendapatan per tahun naik 17 persen dan pertumbuhan EBITDA hingga 36 persen dan menjadi pemimpin pertumbuhan di industrinya.
Mitratel disebut memegang kualitas tenant terbaik dengan Telkomsel sebagai anchor tenant dengan 50 persen revenue share. Adapun revenue share dengan operator terbesar yakni Telkomsel, XL, dan Indosat mencapai 85 persen.
Sinergi dengan Telkom Group juga menjadi salah satu keunggulan Mitratel. Berdasarkan prospektus yang diterbitkan pada Harian Bisnis, Mitratel mencatatkan laba bersih sebesar Rp700,7 miliar per Juni 2021. Jumlah itu naik 356 persen dibandingkan dengan tahun lalu senilai Rp153,7 miliar.
Adapun top line perseroan tercatat pada posisi Rp3,22 triliun. Jumlah itu juga naik 11 persen dari posisi tahun lalu Rp2,90 triliun.
Dalam IPO, Mitratel pun meraih dana publik sebesar Rp18,8 triliun, kedua yang terbesar sepanjang sejarah. Adapun, rekor IPO terjumbo dipegang PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA).
BUKA dalam IPO menawarkan 25,77 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp850, sehingga memeroleh dana Rp21,9 triliun. Unikorn pertama di BEI tersebut listing pada 6 Agustus 2021.
Berdasarkan sumber Bisnis, karena tingginya minat investot ritel untuk membeli saham MTEL. Maka anak usaha Telkom itu menambah alokasi pooling menjadi 5 persen.
Selain itu, perseroan juga telah mendapatkan status efek syariah dari OJK yang berarti saham tersebut halal dikoleksi oleh investor muslim.