Bisnis.com, JAKARTA – PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) mencatatkan pertumbuhan laba di tiga lini bisnisnya, terkerek oleh kenaikan harga komoditas.
Berdasarkan laporan keuangana pada semester I/2021, pada semester pertama tahun ini, MEDC membukukan EBITDA US$318 juta, naik 15 persen dari tahun sebelumnya.
“Hal ini karena pulihnya harga komoditas,” ujar Direktur & Chief Administrative Officer MEDC Amri Siahaan dalam paparan publik, Kamis (18/11/2021).
Adapun, harga minyak pada paruh pertama tahun ini naik ke US$62,3 per barel atau lebih tinggi 61 persen dari tahun sebelumnya yang hanya berada pada US$38,7 per barel. Adapun, harga gas naik 8 persen ke US$5,9 per mmbtu, dari tahun sebelumnya di US$5,4 mmbtu.
MEDC juga membukukan laba pada ketiga segmen bisnisnya, dengan laba di sektor migas tercatat senilai US$88 juta, segmen tenaga listrik US$22 juta, dan tambang Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sebanyak US$33 juta.
“Keuntungan diimbangi oleh cash cost. Adapun, laba konsolidasi tercatat sebanyak US$46,5 juta,” jelas Amri.
Baca Juga
Selanjutnya, utang konsolidasi perusahaan pada paruh pertama tahun ini turun 14 persen dari tahun sebelumnya ke US$2,6 juta.
Adapun, utang restricted group (RG), yang tidak termasuk Medco Power, mencapai US$2,2 miliar, dan utang bersih RG sebanyak US$1,8 miliar atau masing masing turun 17 persen dan 11 persen.
Di lantai bursa, saham MEDC hari ini turun 30 poin atau 5,45 persen ke 520. Emiten dengan kapitalisasi pasar senilai Rp13,07 triliun ini telah mencatatkan kenaikan harga saham sampai 40,54 persen dalam setahun. Sementara selama tahun berjalan saham MEDC masih turun 11,86 persen.