Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara global pada perdagangan terakhir, Jumat (12/11/2021) masih betah bergerak di zona merah. Seiring dengan hal tersebut, harga saham sejumlah emiten batu bara hari ini juga mengalami penurunan.
Mengutip data Bloomberg, Minggu (14/11/2021), pukul 14.53 WIB, harga batu bara di pasar Newcastle tercatat turun 1,50 poin atau 0,99 persen ke US$150,65 per ton dari hari sebelumnya di posisi US$151,5.
Terakhir diperdagangkan, harga batu bara bergerak di kisaaran US$153 per ton. Harga batu bara sempat mencapai puncaknya di US$269 per ton pada 5 Oktober 2021 dan dibandingkan dengan setahun lalu, harga batu bara sudah naik sampai dengan 143,37 persen.
Mengikuti pergerakan harga komoditas, harga saham sejumlah emiten pengolahnya juga mengalami penurunan.
Saham emiten batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) misalnya, mencatat penurunan 800 poin atau 3,71 persen ke 20.775. Hari ini saham ITMG tercatat dilego asing senilai Rp35,06 miliar. Adapun, secara year to date harga sahamnya berhasil naik 50 persen, dan selama setahun naik 150,30 persen.
Selanjutnya, saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) juga turun 20 poin atau 0,75 persen ke 2.660. Saham PTBA mencatatkan pembelian oleh asing senilai Rp3,61 miliar. Adapun, dalam setahun, sahamnya naik 29,76 persen, meskipun selama tahun berjalan masih mencatat penurunan 5,34 persen.
Kemudian, saham PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) energy tercatat tidak bergerak, di posisi 1.685. Sebelumnya saham ADRO sempat bergerak di kisaaran 1.665 – 1.700. Terakhir, saham ADRO mencatatkan dijual oleh asing senilai Rp17,81 miliar. Secara year to date, harga saham ADRO sudah naik 17,83 persen, dan selama setahun sudah naik 38,11 persen.
Untuk ketiga saham batu bara ini, Tim Analis Samuel Sekuritas Indonesia merekomendasikan saham ITMG untuk dijual dengan target harga di 19.700.
Selanjutnya, untuk saham ADRO untuk dijual dengan target harga di 1.530, dan saham PTBA dibeli dengan target harga di 3.200.