Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) semakin menjauhi level terendah Rp50 seiring dengan pembukuan laba bersih dan adanya transaksi jumbo.
Pada penutupan perdagangan Kamis (11/11/2021), saham CPRO naik 21,43 persen atau 12 poin menjadi Rp68. Total transaksi mencapai Rp303,82 miliar.
Kapitalisasi pasar CPRO mencapai Rp4,05 triliun dengan valuasi PER 1,43 kali. Saham CPRO pun semakin jauh dari level gocap alias Rp50.
Sebelumnya, saham CPRO mendadak keluar dari level terendah atau Rp50 pada perdagangan Selasa (9/11/2021). Saham CPRO bahkan sempat melesat 22 persen ke level Rp61.
Mengutip data konsultan keuangan D'Origin, terjadi transaksi crossing saham CPRO senilai Rp1,34 triliun pada sesi I hari Selasa dari broker domestik ke broker asing, dengan harga pelaksanaan Rp50.
Hingga akhir penutupan perdagangan Selasa, saham CPRO ditutup naik 4 persen atau 2 poin menjadi Rp52.
Baca Juga
Dari sisi fundamental, emiten industri akuakultur, budidaya ikan dan udang, tersebut mampu membalikkan kerugian pada kuartal III/2020 menjadi laba pada kuartal III/2021.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Kamis (11/11/2021), CPRO mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,11 triliun. Jumlah tersebut berbanding terbalik dengan catatan rugi bersih sebesar Rp68,59 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan laba terutama didorong oleh keuntungan penyelesaian utang obligasi neto Rp1,77 triliun per September 2021, dari sebelumnya tidak ada. Adapun, jika melihat laba usaha, CPRO membukukan Rp601,55 miliar per kuartal III/2021, naik dari Rp437,08 miliar per kurtal III/2020.
Peningkatan laba usaha juga didorong pertumbuhan pendapatan menjadi Rp6 triliun pada kuartal III/2021. Jumlah ini naik 7,16 persen year on year (yoy) bila dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal III/2020 senilai Rp5,99 triliun.
Pendapatan CPRO didominasi oleh penjualan produk pakan sebesar Rp4,76 triliun, naik bila dibandingkan dengan catatan kuartal III/2020 sebesar Rp4,38 triliun. Penjualan produk makanan menjadi kontributor penerimaan terbesar kedua senilai Rp1 triliun.
Menyusul di belakang kedua segmen tersebut adalah penjualan benur sebesar Rp215,78 miliar, serta produk lainnnya senilai Rp15,01 miliar
CPRO membukukan penurunan liabilitas sebesar Rp3,83 triliun pada 30 September 2021 dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2020 sebesar Rp5,61 triliun
Total liabilitas tersebut terdiri atas Rp2,13 triliun liabilitas jangka pendek dan Rp1,7 triliun liabilitas jangka panjang.
Sementara itu, perseroan membukukan kenaikan total aset menjadi Rp6,66 triliun dari posisi per 31 Desember 2020 sebesar Rp6,32 triliun. Total kas dan setara kas CPRO naik menjadi Rp205,84 miliar, dibandingkan dengan posisi 30 September 2020 sebesar Rp157,78 miliar.