Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi pembukaan kembali ekonomi setelah kasus Covid-19 menurun bakal menjadi angin segar bagi kinerja perusahaan barang konsumen pada akhir tahun ini.
Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika Putri menjelaskan pemulihan ekonomi pasca pandemi saat ini memang terpantau masih dalam level yang belum stabil sementara kompetisi di pasar FMCG kian ketat.
“[Hal itu] menyebabkan perusahaan barang konsumen bakal kesulitan menaikkan harga jual rata-rata (ASP),” tulis Putu dalam riset terbaru yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Rabu (10/11/2021).
Kendati demikian, Putu tetap optimistis melihat perkembangan aktivitas luar ruang yang kembali bergeliat setelah pemerintah melonggarkan level PPKM. Hal itu pun diperkirakan bakal diikuti oleh kenaikan konsumsi masyarakat.
Putu mencontohkan perusahaan barang konsumen seperti PT Mayora Indah Tbk. yang diperkirakannya bakal menikmati kenaikan pendapatan pada kuartal IV/2021 setelah pemerintah membuka kembali perekonomian.
Selain harapan dari penjualan domestik, emiten dengan kode saham MYOR tersebut juga bakal diuntungkan oleh pangsa pasar ekspornya yang kuat.
Baca Juga
Adapun, MYOR telah menegaskan bakal memperluas pasar ekspornya dengan membangun pabrik baru tahun ini. Pabrik tersebut akan digunakan MYOR untuk meningkatkan produksi biskuit dan wafer yang banyak dikirimkan ke luar negeri seperti ke negara-negara Asia.
Putu memberikan rekomendasi beli untuk saham MYOR dengan target harga Rp2.700.
Sementara itu, perusahaan barang konsumen PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. atau Cimory bakal meramaikan pasar modal Indonesia dengan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dalam waktu dekat.
Presiden Direktur Grup CEO Cimory Farell Sutantio mengatakan alasan perseroan memutuskan menjadi perusahaan terbuka seiring dengan pertumbuhan perseroan dari tahun ke tahun.
“Kami mengerti kami membutuhkan modal untuk ekspansi baik dari sisi working capital dan capital expenditure di mana kami harus mengembangkan pabrik, gudang, dan banyak investasi di lini distribusi,” ujar Farell dalam paparan publik, Rabu (10/11/2021).
Adapun, Cimory telah menyiapkan sejumlah produk inovatif yang akan dirilis ke pasar setelah IPO. Farell menyebut inovasi dan diferensiasi produk menjadi salah satu strategi jitu perseroan dalam mengangkat penjualan dalam beberapa tahun terakhir di tengah-tengah persaingan harga yang ketat di industri.
Tak hanya di dalam negeri, Cimory juga akan mengepakkan sayapnya ke pasar Asia Tenggara dalam waktu dekat. Farell mengatakan saat ini perseroan sudah mengirimkan produknya ke Filipina dan Singapura.
“Berikutnya kami melihat target pasar di Vietnam dan Malaysia. Kami melihat Indonesia berpotensi menjadi basis produksi [produk dairy] untuk Asia Tenggara selain dari sisi biaya juga halal kita diterima semua negara,” ujar Farell.