Bisnis.com, JAKARTA – Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan saham-saham defensif seiring dengan prospek pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada bulan November.
Investment Information Team Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina mengatakan, setelah reli pada bulan Oktober, IHSG akan mengalami koreksi pada bulan ini. Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan yang telah terjadi selama beberapa waktu terakhir.
“IHSG sudah naik 5 bulan beruntun dan relinya sudah cukup tinggi. Sehingga, kami proyeksikan akan melemah di bulan November,” katanya dalam acara Mirae Asset Media Day, Kamis (4/11/2021).
Seiring dengan hal tersebut, Mirae Asset merekomendasikan investor untuk memilih sektor-sektor saham yang cenderung defensif. Salah satu sektor yang patut dicermati menurut Martha adalah perbankan.
Ia memaparkan, sektor perbankan dapat menjadi pilihan investor seiring dengan kinerja keuangan positif yang dibukukan secara tahunan. Ia mencontohkan, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 79 persen.
Selain itu, kenaikan PMI Manufaktur diyakini akan berpengaruh positif terhadap eprtumbuhan kredit di kuartal IV/2021). Sementara, biaya provisi akan lebih rendah seiring menurunnya kredit macet atau non performing loan (NPL).
Baca Juga
Beberapa rekomendasi saham perbankan dari Mirae adalah BBNI dengan target harga Rp8.975, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada harga Rp7.370, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) pada level harga Rp8.230 serta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) pada harga Rp4.450.
Mirae Asset juga merekomendasikan sektor industri dengan pilihan PT Astra International Tbk (ASII) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan target harga Rp26.800.
“Salah satu katalis positif yang akan menopang kedua saham ini adalah pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor untuk ASII serta alat berat tambang Komatsu untuk UNTR,” lanjut Martha.
Prospek kedua saham tersebut juga dibantu oleh perpanjangan diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) hingga akhir tahun ini.
Sektor lain yang menjadi pilihan Mirae Asset adalah infrastruktur, utamanya telekomunikasi dan menara telekomunikasi. Munculnya rencana IPO Mitratel diyakini akan menggairahkan sektor telekomunikasi dan bidang terkait lainnya yang dapat mengerek naik harga saham emiten-emiten.
“Berita merger dan akuisisi yang muncul selama beberapa waktu belakangan ini juga akan membuat saham-saham menara dan telekomunikasi semakin atraktif,” lanjut Martha.
Selain itu, perkembangan dunia ke arah digitalisasi juga akan mendorong permintaan industri telekomunikasi. Pertumbuhan tersebut akan berimbas positif terhadap kinerja keuangan serta harga saham emiten.
Adapun, Mirae Asset merekomendasikan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), serta PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).