Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pekan Ini, Gerak IHSG Dibayangi Sentimen Laporan Keuangan

Pekan ini investor akan mengamati secara cermat laporan keuangan emiten kuartal III/2021. Hal tersebut akan menentukan pergerakan IHSG.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan sangat tergantung dari hasil laporan keuangan kuartal III/2021.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan pada pekan ini investor akan mengamati secara cermat laporan keuangan emiten kuartal III/2021. Hal tersebut akan menentukan pergerakan IHSG.

Selain itu,  investor juga akan mengamati pergerakan yield Obligasi AS tenor 2 tahun yang saat ini pada level 0.4595 persen. Begitu juga dengan tenor 10 tahun yang berpotensi naik menuju level tertinggi Maret sebesar 1,74 persen sebagai antisipasi akan naiknya FFR di kuartal 3/2022 merespon naiknya tingkat inflasi dan GDP AS.

"Hari ini IHSG diperkirakan berpeluang menguat terbatas didorong penguatan Indeks DJIA sebesar 0,21 persen serta didorong naiknya harga beberapa komoditas ditengah turunnya EIDO dihari kedua sebesar 0,25 persen," katanya dalam riset harian Senin (25/10/2021).

Dia memperkirakan IHSG berpeluang bergerak di level 6.595 sampai dengan 6.690.

Sementara itu, Tim riset NH Korindo Sekuritas menyatakan meskipun IHSG mampu menguat 0,16 persen  sepanjang pekan lalu. Tetapi, tren kenaikan IHSG terlihat mulai tertahan di kisaran level all-time high.

"Pelaku pasar akan terus mencermati musim rilis Laporan Keuangan kuartal III/2021 serta sentimen pergerakan harga komoditas global," sebut tim dalam riset harian Senin (25/10/2021).

Mereka berpendapat secara teknikal, indeks acuan diperkirakan masih akan bergerak pada kisaran level 6.600-6.750. Di sisi lain, Dow Jones menutup akhir pekan lalu (22/10) dengan rekor tertinggi baru, sementara S&P 500 dan Nasdaq melemah. Kepala The Federal Reserve, Jerome Powell pun menegaskan bahwa tekanan inflasi hanya bersifat sementara dan belum waktunya untuk menaikkan suku bunga.

Pekan ini investor akan mencermati rilis data GDP AS serta kinerja keuangan perusahaan-perusahaan teknologi besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper