Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JP Morgan Rekomendasi Netral Saham WIKA, Ini Analisisnya!

J.P. Morgan merekomendasikan investor untuk profit taking terhadap saham WIKA yang sudah naik 15,52 persen dalam sebulan terakhir.
Aktivitas proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di salah satu tunnel atau terowongan di kawasan Tol Purbaleunyi KM 125, Cibeber, Cimahi Selatan, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020). Bisnis/Rachman
Aktivitas proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di salah satu tunnel atau terowongan di kawasan Tol Purbaleunyi KM 125, Cibeber, Cimahi Selatan, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - J.P. Morgan Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi netral untuk saham PT Wijaya karya (Persero) Tbk.

Investor juga disarankan melakukan aksi ambil untung atau profit taking karena saham dengan kode WIKA tersebut sudah reli dalam sebulan terakhir.

Analis J.P. Morgan Sekuritas Henry Wibowo dan Arnanto Januri mengatakan pembangunan kereta cepat Jakarta - Bandung yang tak terlalu berprogres karena evaluasi terjadinya pembengkakan biaya dapat membawa risiko terhadap marjin WIKA pada semester II/2021.

“Kami tetap netral untuk WIKA mengingat konstruksi proyek kereta cepat sangat minimal dalam beberapa bulan terakhir,” tulis J.P. Morgan dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Senin (25/10/2021).

Adapun, proyek kereta cepat senilai US$6 miliar itu merupakan joint venture (JV) antara Indonesia dan China. Dari Indonesia, WIKA awalnya bertindak sebagai kontraktor utama namun baru-baru ini kepemimpinan WIKA dipindahkan ke PT Kereta Api Indonesia (Persero) lewat Perpres No. 93 Tahun 2021.

Dilihat dari struktur pembiayaan proyek tersebut, pendanaan sebesar 75 persen didapatkan melalui pinjaman dari China Development Bank. Sedangkan sisanya 25 persen didanai oleh ekuitas langsung yaitu 60 persen dari konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan 40 persen dari China Railway International Co. Ltd.

Di dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) awalnya terdiri dari konsorsium 4 BUMN yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dengan kepemilikan saham 38 persen, PT Kereta Api Indonesia (Persero) 25 persen, PT Perkebunan Nusantara VIII 25 persen, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 12 persen.

Di kuartal III/2021, pemerintah menyebutkan ada tiga permasalahan di dalam proyek kereta cepat ini, sehingga diperlukan perubahan Perpres, yaitu pemenuhan ekuitas dasar, cost overrun, dan cash deficit saat operasional awal.

Untuk ekuitas dasar, terdapat kekurangan setoran dari 4 BUMN yaitu Wijaya Karya sebesar Rp0,24 triliun, PTPN VIII sebesar Rp3,14 triliun, PT KAI sebesar Rp0,44 triliun, dan Jasa Marga Sebesar Rp0,54 triliun.

Kekurangan ini tersebut telah diusulkan untuk dipenuhi melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT KAI (Persero).

Sejauh ini proyek kereta cepat Jakarta-Bandung masih menunjukkan kemajuan yang terbatas karena adanya evaluasi pembengkakan bujet tersebut. Hal itu juga menambah kekhawatiran mengenai tingkat risiko proyek yang terkait dengan investasi infrastruktur greenfield di Indonesia yang sudah menjadi perhatian investor swasta lokal maupun asing.

Dengan perkembangan tersebut, J.P. Morgan merekomendasikan investor untuk profit taking terhadap saham WIKA yang sudah naik 15,52 persen dalam sebulan terakhir.

Pada akhir perdagangan Senin (25/10/2021), saham WIKA ditutup turun 1,11 persen menjadi Rp1.340. Sejak awal tahun, saham WIKA masih turun 32,49 persen dengan kapitalisasi pasar Rp12,02 triliun.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper