Bisnis.com, JAKARTA – Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu sebenarnya perdagangan valuta asing atau foreign exchange (forex) dengan robot trading. Hal ini menjadi celah timbulnya aksi penipuan dengan modus menawarkan keuntungan investasi.
Belakangan, masyarakat dikejutkan dengan penipuan dengan modus forex trading oleh Sunton Capital. Tak lama setelahnya, masyarakat melaporkan perusahaan robot trading Mark Ai oleh para penggunanya ke Polda Metro Jaya atas kasus penipuan.
Diketahui, baik Sunton Capital maupun Mark Ai tidak terdaftar di Bappebti.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, sebelum masuk ke robot trading, trader harus memperhatikan risiko investasi terlebih dahulu.
"Harus dipahami dulu bahwa setiap penawaran investasi pasti ada risikonya, baik itu risiko kerugian atau kehilangan. Jadi tidak ada investasi yang memberikan keuntungan pasti," kata Ariston kepada Bisnis, Sabtu (23/10/2021).
Agar terhindar dari penipuan, Ariston menyarankan investor untuk melakukan cek performa terlebih dahulu terhadap robot trading yang digunakan.
"Robot yang dipakai dicek dulu performa masa lalunya, misal dengan melakukan backtest sendiri selama periode 1 tahun ke belakang," tutur dia.
Dalam pengecekan ini, trader bisa melihat seberapa besar robot trading bisa menghasilkan profit dan seberapa besar drawdown-nya saat mengalami kerugian.
Menurutnya, drawdown ini menunjukkan penurunan dana saat menggunakan robot.
"Bila drawdown terlalu besar, robot ini berpotensi menghabiskan dana lebih cepat dan mungkin konsistensinya kurang," ucapnya.