Bisnis.com, JAKARTA – Aksi akuisisi ke sejumlah emiten belum terlihat berpengaruh pada sahamnya. Namun, beberapa emiten yang dimasuki Grup Djarum bisa menjadi perhatian.
Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada mengatakan sejak beberapa perusahaan tersebut diakuisisi, dilihat dari pergerakan sahamnya belum ada yang terpengaruh secara signifikan.
“Kecuali SUPR yang pergerakannya naik cukup signifikan dengan adanya akuisisi dari TOWR,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (13/10/2021).
Saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR) naik 25 poin atau 0,17 persen pada Rabu ke level Rp14.900 setelah mayoritas sahamnya dibeli oleh PT Profesional Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TOWR) dengan jumlah 1,06 miliar saham dan nilai Rp15.640 per saham.
Selain itu, saham PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS) juga sempat naik, sebelum kemudian turun lagi pada hari ini sebanyak 75 poin atau 6,85 persen ke Rp1.020.
“Tapi kenaikan ini kan karena terimbas meningkatnya harga kontrak batu bara global. Adanya divestasi 51 persen saham milik INDY [PT Indika Energy Tbk.] terlihat belum banyak pengaruhnya,” jelasnya.
Baca Juga
Terkait saham yang direkomendasikan, Reza menilai sektor yang dimasuki Grup Djarum cukup menarik dan menjadi perhatian.
“Saya surprise dengan SUPR, sahamnya enggak likuid, transaksi kecil, jarang dibahas tahu-tahu sahamnya sudah dobel digit di 14.900 bahkan sempat ke 16.000. Ini bisa diperhatikan pasca Grup Djarum masuk, seperti apa nanti integrasinya dengan TOWR,” jelasnya.
Dia juga memperhatikan saham DGIK dan RANC. Saham PT Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK) meskipun dari sisi harga masih rendah namun menarik karena masih adanya proyek konstruksi yang dikerjakan.
Sementara saham PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC) dari sektor ritel juga menarik seiring dengan mulai pulihnya permintaan di masyarakat.