Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas kembali bergerak di zona hijau setelah imbal hasil treasury AS tercatat turun. Saat ini para investor masih menilai kemungkinan tekanan harga dari kenaikan harga komoditas energi dan kemungkinan kebijakan moneter AS.
Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (13/10/2021) pukul 17.23, harga emas Comex tercatat naik 11,00 poin atau 0,63 persen ke US$1.770,30 per troy ons. Sementara itu, harga emas spot tercatat naik 9,80 poin atau 0,56 persen ke US$1.769,98 per troy ons.
Saat ini, para pelaku pasar juga masih was-was dengan kemungkinan waktu Federal Reserve untuk melakukan tapering, berdasarkan data harga konsumer AS yang akan diterbitkan hari ini.
Data tersebut diperkirakan akan menunjukkan bahwa masih ada kenaikan tekanan biaya pada bulan lalu. Sementara risalah dari pertemuan terbaru The Fed akan menandakan segera adanya pengurangan pembelian aset.
Adapun, data tenaga kerja terakhir yang meleset dari perkiraan juga akan membuat penetapan pelaksanaan tapering makin sulit.
Dalam beberapa pekan terakhir, harga emas terombang-ambing karena surutnya permintaan dari para investor. Sejauh ini lonjakan harga komoditas energi dan kekhawatiran akan stagflasi gagal memicu pembelian emas.
Baca Juga
Hal itu tercermin pada kepemilikan emas di ETF turun dalam tiga pekan terakhir, dan mendekati titik terendah sejak Mei 2020.
“Harga emas tetap terjebak netral karena upaya mengejar pembelian di tengah lonjakan harga energi sejauh ini bisa dikatakan gagal,” ujar Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, dilansir Bloomberg, Rabu (13/10/2021).
Namun, menurutnya, data CPI yang lebih tinggi dari perkiraan bisa memicu harga emas melalui level resisten baru.