Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Energi Global, Harga Minyak Kini Tembus US$80 per Barel

Harga minyak mentah di pasar West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di US$81,48 per barel, naik 2,13 poin atau 2,68 persen dari hari sebelumnya.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah hari ini menembus US$80 per barel seiring dengan adanya krisis energi yang meningkatkan permintaan pada komoditas ini serta negara-negara anggota OPEC+ yang hanya akan meningkatkan pasokan secara perlahan.

Pada perdagangan Senin (11/10/2021) harga minyak mentah di pasar West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di US$81,48 per barel, naik 2,13 poin atau 2,68 persen dari hari sebelumnya. sementara itu, harga minyak mentah Brent naik 1,78 poin atau 2,16 persen ke US$84,17 per barel.

Selain harga minyak, harga bahan bakar lainnya turut bergerak di zona hijau seperti batu bara dan juga gas alam di seluruh Asia dan Eropa melihat pasokan yang mengalami penyusutan, ditambah periode menuju musim dingin. Hal ini juga turut menjadi pendongkrak harga minyak dan bahan bakar lain.

Sejak Agustus, patokan harga minyak Amerika sudah naik sampai 30 persen karena krisis energi belum menemukan jalan keluar. Aramco di Arab Saudi memperkirakan penyusutan pasokan gas alam bisa meningkatkan permintaan minyak mentah sampai 50.000 barel per hari.

Sementara itu, Goldman Sachs Group Inc. melihat ada peningkatan konsumsi yang terus menerus naik. Makin-makin, Departemen Energi AS mengatakan tidak akan mengalirkan cadangan minyak negara untuk saat ini.

Selain itu, Organisasi Negara Eksportir Minyak Dunia dan sekutunya (OPEC+) memutuskan untuk tetap pada keputusannya untuk mengembalikan 400.000 barel per hari ke pasar pada November mendatang. Hal ini dinilai sejumlah analis menambah tekanan pada harga minyak mentah.

“Keputusan OPEC untuk tidak mengalirkan lebih banyak pasokan membuat pasar minyak mentah makin mengetat pada kuartal IV,” kata Daniel Hynes, Senior Commodity Strategist di Australia & New Zealand Banking Group Ltd. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper