Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada Beli Saham Hasil Pompom Influencer, Ini Risikonya!

Masyarakat perlu melihat latar belakang influencer atau orang yang memberikan rekomendasi, apakah memiliki pengalaman di pasar modal atau tidak.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran influencer dalam pasar saham sudah menjadi hal yang lumrah. Namun, kehadiran influencer dapat membahayakan investor ritel dan menyebabkan kerugian waktu dan materi.

Masalah muncul ketika masyarakat tanpa sadar membeli saham yang direkomendasikan atau dipompom oleh influencer atas kepentingan tertentu.

Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee menjelaskan pompom saham merupakan istilah untuk menghasut agar orang membeli saham.

Hans menyebutkan ada beberapa risiko yang terjadi. Pertama, 'nyangkut' dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan investor rugi waktu karena menunggu dana yang tak bertumbuh.

"Kalau kita beli saham yang dipompom kemudian bergerak turun dalam waktu lama, itu kan kita [investor] rugi waktu banyak," katanya dalam webinar virtual, Selasa (5/10/2021).

Kedua, rugi saat melakukan cutloss yang akhirnya menyebabkan investor rugi atau boncos. Hans menjelaskan investor yang hanya pemikiran paper loss dapat berubah menjadi realized loss.

"Banyak orang yang bisa, nggak usah direalisasikan cuma paper loss aja tapi masalahnya kalau kita jual akan tetap loss," imbuhnya.

Hans menuturkan ada berbagai macam cara yang dilakukan oleh influencer untuk melakukan pompom saham. Misalnya, sang influencer menyarankan untuk membeli sebuah saham tanpa mengingatkan risikonya.

Hans menyarankan untuk masyarakat atau investor retail untuk melakukan konfirmasi atas semua informasi yang diberikan oleh influencer. Masyarakat bisa membaca fundamental perusahaan dan reputasi perusahaan.

Selain itu, Hans mengatakan masyarakat perlu melihat latar belakang influencer atau orang yang memberikan rekomendasi apakah memiliki pengalaman di pasar modal atau tidak. Jika tidak, masyarakat perlu berhati-hati dan meragukan kebenaran dari informasi yang disampaikan.

“Saya punya tips sendiri bahwa percayalah pada diri sendiri, kita belajar sendiri, kita investasi sendiri, pakai ilmu kita sendiri karena itu lebih baik daripada kita mendengarkan orang lain ngomong,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yuliana Hema
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper